Bank Dunia: Kerugian Bencana Jepang Capai Rp 2.000 Triliun Lebih

Bank Dunia: Kerugian Bencana Jepang Capai Rp 2.000 Triliun Lebih

- detikFinance
Senin, 21 Mar 2011 10:47 WIB
Singapura - Bank Dunia menyatakan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana gempa dan tsunami Jepang pada 11 Maret lalu diperkirakan mencapai US$ 235 miliar atau sekitar Rp 2.068 triliun atau setara dengan 4% Produk Domestik Bruto (PDB).

Pertumbuhan ekonomi Jepang akan terpengaruh hingga medio 2011, namun Bank Dunia memperkirakan rekonstruksi akan mendorong pemulihan lebih lanjut pada akhir tahun ini. Proses rekonstruksi diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun.

"Jika sejarah adalah semacam panduan, pertumbuhan PDB riil akan kena pengaruh negatif hingga pertengahan 2011," ujar Bank Dunia dalam laporan East Asia and Pacific Economic Update, seperti dikutip dari AFP, Senin (21/3/2011).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkiraan terendah Bank Dunia untuk kerugian bencana kembar di Jepang itu mencapai US$ 122 miliar yang setara dengan 2,5% PDB Jepang. Angka yang berbeda sebelumnya disampaikan oleh DBS Bank yang memperkirakan bencana Jepang akan menelan kerugian US$ 100 miliar. Proyeksi lebih besar sebelumnya disampaikan oleh Credit Suisse yang memperkirakan angka kerugian sebesar US$ 171 miliar atau sekitar Rp 1.500 triliun.

Kepala Ekonom Regional Bank Dunia, Vikram Nehru mengatakan, bencana itu juga akan mempengaruhi sebagian wilayah Asia lainnya. Namun ia merasa masih terlalu dini untuk memperkirakan kerugian wilayah Asia.

"Dalam jangka ke depan yang tercepat, dampak terbesarnya adalah dalam hal perdagangan dan pembiayaan," jelasnya,

Bank Dunia mencatat dalam gempa Kobe di 1995, perdagangan Jepang melemah hanya dalam beberapa kuartal, dengan impor pulih sepenuhnya dalam setahun dan ekspor malah melonjak hingga 85% pada periode yang sama setelah krisis.

"Namun pada saat ini, gangguan jaringan produksi, terutama sektor otomotif dan elektronik, dapat berlanjut menimbulkan masalah (setelah 1 tahun)," demikian pernyataan dari Bank Dunia.
(qom/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads