Menurut salah satu petani Apel asal Bumiaji Batu Malang, sebut saja Suparji, harga jual apel di tingkat petani kini sudah melorot tajam dari dua bulan lalu. Dahulu harga apel petani masih bisa dihargai Rp 8.000 per Kg, kini dengan semakin tingginya suplai harganya pun rontok hanya sekitar Rp 4.000-5.000 per Kg.
"Saya jual sekarang Rp 4.000-5.000 per Kg, sebelumnya misalnya saat Galungan dijual Rp 8.000," katanya kepada detikFinance, Minggu (15/5/2011)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai gambaran begitu ekstremnya harga apel di tingkat petani dengan kondisi harga di pasaran, misalnya saja harga apel Malang di Jakarta bisa menembus Rp 15.000-20.000 per Kg sementara di petani hanya Rp 4.000 atau bahkan hanya Rp 3.500 per Kg. Rentang harga yang besar ini banyak dinikmati oleh para pengumpul atau tengkulak.
"Kita masih menjual ke tengkulak belum ada koperasi," kata pria setengan baya yang mengaku memiliki satu hektar kebun apel ini.
Ia menambahkan meski berada posisi sulit, para karyawannya yang berjumlah 30-an orang menjadi tanggung jawabnya. Maklum saja, sejak banyaknya lahan apel di Batu Malang yang rusak, banyak tenaga pemetik dan pemelihara kebun apel yang tak bekerja lagi.
Dari kacamata pekerja kebun apel yang masih bertahan, produksi apel yang saat ini sedang mencapai puncak musim menjadi berkah tersendiri. Hal ini karena frekuensi pemetikan atau panen kerap sering dilakukan.
Misalnya Suwanto salah satu pekerja pemetik apel di Binangun, Bumiaji mengatakan setiap ia mendapat tugas memetik apel mendapat imbalan jasa Rp 50.000 per hari, dalam sebulan bisa dilakukan empat kali pemetikan. Ini belum dihitung dari gaji tetap harian untuk merawat kebun yang ia bisa dapat Rp 150.000 per minggu sehingga dalam satu bulan ia bisa mengantongi Rp 800.000.
"Gajian setiap hari sabtu 150.000 per minggu," katanya.
Ia mengatakan sejatinya siklus produksi Apel Malang terjadi dua kali musim atau bahkan 3 kali musim panen dalam setahun. Biasanya produksi mulai berhenti mulai dari bulan Desember hingga Januari.
Sementara itu, Samat salah satu pekerja perkebunan apel lainnya mengatakan cukup puas dengan bekerja menjadi kuli perkebunan apel. Ia termasuk yang beruntung karena perkebunan apel yang ia urus relatif masih baik sehingga produksinya tetap tinggi.
Sehari-hari ia bekerja merawat kebun apel, salah satunya melakukan penyemprotan obat anti hama seminggu sekali. Dikatakannya Apel Malang yang adi di kawasan Bumiaji terdiri dari 3 jenis yaitu apel ana, apel manalagi dan apel merah.
"Setiap lahan apel, Jarak antar pohon diatur masing-masing 2,5 meter. Biasanya pohon apel baru bisa dipanen setelah tiga tahun, itu normal," jelas Samat.
Ia menambahkan dari produksi kebun apel yang ia urus rata-rata setiap pohon mampu memproduksi 1 kwintal lebih apel. Sehingga dengan ribuan pohon apel, tak mengherankan setiap harinya ada 5 mobil pick up apel yang diangkut dari lokasi kebun tuanya yang berada di Binangun Bumiaji.
"Satu mobil itu bisa mengangkut 1,5 ton apel," katanya.
(hen/qom)