Penyiksaan Sapi Australia Terungkap Gara-gara 'Kepolosan' Penjagal Sapi

Penyiksaan Sapi Australia Terungkap Gara-gara 'Kepolosan' Penjagal Sapi

- detikFinance
Selasa, 31 Mei 2011 18:47 WIB
Jakarta - Pengambilan video terkait penyiksaan sapi Australia di rumah potong hewan (RPH) Indonesia oleh pihak Australia memunculkan tanda tanya. Pada video program ABC's Four Corners terkesan pengambil gambar bebas mengabadikan dokumentasi kegiatan pemotongan sapi oleh penjagal yang begitu keji.

Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano mengatakan selama ini biasanya beberapa RPH tak mengizinkan proses pengambilan gambar atau video saat pemotongan hewan. Dalam kasus video di tiga RPH di Lampung, Medan dan Tangerang, ia menduga karena pemilik RPH atau penjagal sapi begitu 'polos' membiarkan tindakan biadab mereka direkam oleh kamera.

"Itu kelemahan RPH kita, orang kita kalau bule (orang asing) mengambil gambar langsung action, bergaya-gaya dia nggak tahu akhirnya seperti apa," katanya kepada detikFinance, Selasa (31/5/2011)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Joni menuturkan kronologi kisah pemunculan video kekerasan sapi Australia di beberapa RPH di Indonesia berawal dari penyelidikan organisasi pecinta binatang asal Australia. LSM ini diam-diam mengambil foto-foto kekejaman proses pemotongan di beberapa RPH di Indonesia.

"Lalu dokumen ini dikasih ke ABC, tak langsung percaya mereka melakukan investigasi ke sini (Indonesia)," katanya.

Ia memperkirakan di seluruh Indonesia saat ini terdapat sekitar 560 RPH yang mencakup skala besar hingga kecil mencakup swasta maupun milik pemerintah daerah. Dari jumlah itu, Joni mengakui memang pihaknya bersama pemerintah terus melakukan pembinaan terkait proses pemotongan dalam kesejahteraan hewan dan kehalalan.

"Kata Pak Prabowo (Dirjen Peternakan Kementan) pada prinsipnya dia mendukung action plan yang kita bikin bagaimana mempercepat perbaikan dari RPH terkait kehalalan dan kesejahteraan hewan," katanya.

Menurutnya dari kasus ini, jelas sekali ada kepentingan politik tertentu di Australia. Maklum saja, hampir 80% ekspor sapi Australia dikirim ke Indonesia. Ia menduga adanya kebijakan ekspor sapi bakalan (belum dewasa) oleh Indonesia membuat proses nilai tambah atau penggemukan sapi di Australia tersisihkan.

Alasan Joni setidaknya bisa diperkuat dengan data kuota impor sapi bakalan Indonesia yang mencapai 600.000 ekor per tahun. Sementara kuota daging sapi impor (beku) yang langsung diimpor dari Australia setiap tahun terus berkurang, tahun ini saja hanya 72.000 ton atau jauh berkurang dari tahun lalu yang pernah mecapai 100.000 ton lebih.

"Dia datang juga untuk menarik emosi masyarakat (Australia). Ini namanya arena perdagangan dibawa ke arena politik," katanya.

Video proses pemotongan sapi di beberapa RPH yang ditayangkan pada program ABC's Four Corners telah menjadi bukti soal dugaan kekerasan oleh para RPH di Indonesia. Masalah ini melebar menjadi penghentian sementara pengiriman ekspor sapi bakalan Australia ke Indonesia.
Β 
Dalam program televisi 'Four Corners' ABC pada Senin (30/5/2011). Dalam tayangan tersebut memunculkan bagaimana sapi-sapi ternak itu menderita saat dipotong karena matanya dicungkil, pemotongan lehernya dilakukan secara brutal.

Namun pihak importir sapi dan pemilik RPH skala besar, menilai pihak Australia terlalu mengeneralisir kasus tersebut. Hingga kini realisasi impor sapi bakalan yang telah masuk mencapai 260.000 ekor dari total kuota impor 600.000 ekor sapi potong Australia di 2011.
(hen/dnl)

Hide Ads