Nilai total dari perjanjian kesepakatan sesuai daftar harga adalah sebesar US$ 856 juta berdasarkan kondisi ekonomi di bulan Januari, dan jika semua hak atas pembelian tersebut direalisasikan akan mencapai US$ 1,28 miliar.
"Hal ini menjadi sangat penting bagi kemampuan Embraer 190 untuk dapat beroperasi dalam lingkungan geografis yang beragam seperti Indonesia," kata Presiden Penerbangan Komersil Embraer Paulo César de Souza e Silva dalam siaran pers yang diterima detikFinance, Senin (20/6/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sriwijaya bermaksud mengoperasikan E190 dari kantor pusatnya di Jakarta Soekarno Hatta International Airport ke kantor-kantor utama lainnya di Balikpapan, Makassar, Surabaya dan Medan. Pesawat jet ini mampu beroperasi di rute antar kota dengan jarak hingga 2.300 mil laut (4.260 kilometer).
Menurut CEO Sriwijaya Air, Chandra Lie, perseroan memilih Embraer 190 karena dapat memberikan efisiensi dalam mengembangkan rute baru yang tidak bisa dilakukan oleh pesawat berukuran besar.
"Jenis pesawat baru ini juga memungkinkan kita mengalokasikan pesawat jet yang berukuran lebih besar ke rute lain, yang lebih sesuai dengan kebutuhan rute tersebut," ungkap Chandra.
Sriwijaya merupakan pelanggan baru Embraer, bergabung dengan sepuluh operator lain yang telah memilih E-Jets di kawasan Asia Pasific dan China. Maskapai penerbangan di Jepang, China, Taiwan, dan Australia telah mengoperasikan total 90 pesawat E-Jets.
Embraer memberikan dukungan dan layanan bagi pelanggan di Asia Tenggara dari Changi, Singapura. Termasuk fasilitas berupa sebuah gudang suku cadang, simulator penerbangan yang lengkap, dan mock-up kabin untuk pelatihan pramugari.
Keluarga Embraer E-Jets terdiri dari empat pesawat komersial dengan kapasitas 70-122 kursi, yang menampilkan desain teknis, kinerja yang efisien, operasional yang ekonomis, tingkat emisi yang rendah dan kabin yang luas tanpa kursi tengah.
E-Jets memiliki kecepatan jelajah maksimum Mach 0,82, dapat terbang diketinggian 41.000 kaki (12.500 meter) dan memiliki rentang hingga 2.400 mil laut (4.450 kilometer).
Banyaknya kesamaan antara empat jenis pesawat, yaitu Embraer 170, Embraer 175, Embraer 190, dan Embraer 195, menghasilkan penghematan biaya operasional dalam hal pelatihan awak, biaya suku cadang dan pemeliharaan.
Perusahan asal negeri samba itu telah memenuhi pesanan lebih dari 1.000 unit yang berasal dari 60 perusahaan di 40 negara. Lebih dari 750 pesanan E-Jets telah dikirimkan dan secara kolektif telah mengakumulasi sebanyak 5 juta jam terbang dan mengangkut 200 juta penumpang di seluruh dunia.
(ang/hen)