Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengakui dibandingkan negara-negara tetangga, tingkat konsumsi ikan di Indonesia masih sangat minim meskipun setiap tahun terus mengalami peningkatan. Menurut Fadel, penyebab rendahnya konsumsi tersebut adalah karena mitos dan budaya.
"Salah satu penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan adalah terkait dengan masalah mitos dan budaya. Seperti, mengkonsumsi ikan dapat menyebabkan anak cacingan dan apabila ibu hamil mengkonsumsi ikan menyebabkan air susu amis dan lain sebagainya," ujar Fadel dalam acara Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) bersama ibu hamil, di kantornya, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu (13/7/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk meningkatkan angka konsumsi ikan, Fadel menyatakan pihaknya terus melaksanakan kegiatan gerakan makan ikan. Hal tersebut agar tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia melebihi standar pola pangan harapan yaitu 31,4 kg/kapita/tahun.
Sebagai salah satu protein hewani, Fadel menjelaskan ikan memiliki banyak keunggulan dibandingkan protein hewani lainnya. Ikan memiliki kandungan nutrisi yang relatif aman untuk balita hingga manula. Kandungan omega 3,6,dan 9 pada ikan memberikan beberapa manfaat seperti tumbuh kembang bayi lebih cepat, balita lebih aktif dan cerdas, serta membuat daya tahan tubuh lebih kuat.
Selain itu, cara proses memasak ikan sangat beragam dan hemat energi. Ikan juga memiiki berbagai jenis dan harga beberapa jenis ikan lebih murah dibandingkan sumber protein hewani lainnya.
"Makan ikan sebagai makanan utama keluarga akan menjadi sarana dalam meningkatkan kemandirian bangsa di saat terbatasnya pasokan protein hewani lainnya," jelas Fadel di hadapan 500 ibu hamil.
(nia/hen)