Hal ini disampaikan oleh Kepala BPS Rusman Heriawan ketika ditemui di kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (3/8/2011).
"Tapi bahwa Agustus akan lebih tinggi dari Juli, mungkin pengamat pun mugkin akan duganya seperti itu. Kemarin kan 0,67%. Kalaupun lebih tinggi (Agustus) akan di bawah 1%," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minggu pertama ini ada beberapa yang memang harganya trennya sudah menurun dibandingkan minggu ke empat Juli. Bawang merah, bawang putih, cabe, telur ayam sudah mulai turun. Minggu ke minggu loh bukan bicara terhadap rata-rata Juli," jelasnya.
Namun, Rusman menyatakan ada kenaikan harga beras khususnya untuk beras jenis premium dan juga harga daging.
"Tadi yang saya maksudkan beras murah. Tapi justru beras premium justru yang diperhitungkan dalam inflasi. Ini ada kenaikan. Kayaknya daging sapi saja (yang perlu diwaspadai pada minggu pertama). Tapi pada minggu terakhir menjelang lebaran itu semuanya biasanya gerakannya naik," ujarnya.
Merujuk pada pengalaman setiap tahunnya, Rusman menyatakan pemerintah perlu melakukan operasi pasar.
"Tapi minggu terakhir menjelang lebaran itu naik lagi. Makanya tadi di rakor saya mengingatkan kalau mau ada gerakan operasi pasar segala macam jangan lupa, minggu terakhir menjelang lebaran, itu yang paling kritikal. Jangan lupa nanti operasi pasar, pasar murah segala macam justru terjadinya di minggu-minggu kedua dan ketiga itu tidak berarti sebab itu konsumsi biasa aja penduduk. Tapi nanti 1 minggu menjelang lebaran itu beli ketupat di sana, bikin semua di situ, demand tinggi sekali," tandasnya.
Dengan pencapaian inflasi tersebut, Rusman memperhitungkan inflasi year on year di Agustus tidak akan menembus 5%.
"Kan kemarin masih 4,61%, 4,6%-lah. Yoy tergantung Agustus (tahun lalu). Kalau nggak salah 0,6%, pokoknya kalau dia di atas itu year on year-nya akan naik. Tapi kok saya menduga year on year-nya nggak akan tembus lagi ke 5%," tandasnya.
(nia/dnl)











































