"Merpati itu utangnya Rp 330 miliar, belum bayar, sudah lama mungkin 4 tahun, itu dari maintenance kita (Garuda), jual tiket (Garuda) yang belum disetor," ujar Direktur Utama PT Garuda Emirsyah Satar saat ditemui di kediaman Menteri BUMN, Jalan Denpasar, Jakarta, Minggu (21/8/2011).
Saat ini, lanjut Emir, pihaknya masih melakukan pembicaraan dengan pihak Merpati guna menyelesaikan utang tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Komisaris Utama Merpati Said Didu menyatakan pihaknya menawarkan opsi konversi utang ke saham perseroan kepada sejumlah kreditur untuk memperbaiki neraca keuangan. Namun, pihak Garuda menolak tawaran tersebut karena usulan konversi utang ke saham dinilai tidak menguntungkan dari segi bisnis.
Merpati tercatat memiliki utang sekitar Rp 2 triliun kepada PT Pertamina, PT Garuda Indonesia, dan PT PAB Multifinance. Selain kepada perusahaan, Merpati juga memiliki utang kepada pemerintah dalam bentuk pajak.
Saat ini, Merpati tinggal menyisakan utang sebesar Rp 1,5 triliun setelah mencicil Rp 500 miliar kepada PT Jamsostek, PT Angkasa Pura I, dan PT Angkasa Pura II.
(nia/qom)