Kentang Impor China dan Bangladesh Banjiri Pasar Lokal RI

Kentang Impor China dan Bangladesh Banjiri Pasar Lokal RI

- detikFinance
Selasa, 11 Okt 2011 08:55 WIB
Jakarta - Impor kentang beku dari China dan Bangladesh beberapa bulan terakhir terus membanjiri pasar dalam negeri. Kentang-kentang beku tersebut bukan hanya masuk pasar ritel moderen dan restoran namun juga masuk pasar-pasar tradisional termasuk di sentra-sentra produksi kentang di Tanah Air.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosasi Petani Kentang Datara Tinggi Dieng Banjarnegara, Muhamad Mudasir kepada detikFinance, Selasa (11/10/2011).

"Yang masuk dari China dan Bangladesh harganya cuma Rp 2500-3000 per Kg sudah masuk pasar. Kentang impor sebenarnya jelek, kok bisa masuk, artinya karantina tidak maksimal kerjanya," ujar Mudasir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan seharusnya kentang-kentang impor beku itu hanya boleh masuk pasar khusus seperti ritel moderen maupun kebutuhan restoran. Namun kenyataannya sebulan terakhir sudah masuk pasar tradisional, yang berujung memukul harga kentang petani lokal seperti di Dieng.

Sekarang ini harga kentang lokal, lanjut Mudasir, sudah anjlok parah yaitu hanya dihargai Rp 3.200 sampai Rp 4.200 per Kg. Padahal sebelumnya bisa mencapai Rp 6.500-7.000 per Kg.

"Kami rugi selama sebulan terakhir karena banjirnya kentang impor. Sekarang setiap minggu masuk dari Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, setiap pasar tradisional di Wonosobo saja sudah dimasuki kentang sayur beku impor," katanya.

Ia mengatakan sebelum adanya banjir kentang beku impor tersebut, para petani mengaku setahun terakhir sulit mendapatkan bibit kentang. Selama ini pasokan bibit kentang dari dalam negeri hanya bisa memenuhi 4-5% dari kebutuhan, selebihnya harus diimpor.

"Impor kentang ini yang kita tahu ini kebijakan dari kementerian perdagangan. Sebelumnya kita sempat konfirmasi ke kementerian pertanian, mereka bilang yang masuk itu cuma benih, tidak ada yang masuk kentang beku. Ini terkesan nggak ada koordinasi," tegasnya.

Ia berharap masalah banjirnya kentang impor ini bisa segera diatasi karena menyangkut ribuan petani kentang di Dataran Tinggi Dieng khususnya dan daerah lainnya. Di kawasan Dieng, setidaknya ada 8.000 hektar lahan kentang yang panen setiap tahun, setiap desa di kawasan ini kurang lebih ada 1.000 orang petani kentang.

"Jadi kita tegaskan kentang impor itu adalah kentang ilegal, karena kalau dilihat aturan mainnya kenapa bisa masuk pasar tradisional," tanya Mudasir.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) impor kentang dan bibit kentang selama 6 bulan pertama 2011 saja sudah hampir menyamai realisasi impor tahun 2010.

Pada semester I-2011 impor kentang dan bibit kentang mencapai US$ 16 juta dengan volume 24.158 ton, padahal impor kentang sepanjang tahun lalu hanya mencapai US$ 17 juta dengan volume 26.929 ton.

Ditenggari melonjaknya impor kentang itu dipicu besarnya permintaan kebutuhan kentang beku impor dari sektor restoran.

(hen/qom)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads