"Kawasan Mandalika sudah 20 tahun lalu direncanakan tapi karena tidak ada airport, sekarang sudah ada. Jelas infrastruktur sangat berperan membuat investasi lebih valueable," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dalam acara 'Nusa Tenggara Invesment Day' di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (25/10/2011).
Mari menuturkan, kawasan wisata Mandalika sangat indah dan relatif dekat dengan kawasan wisata Pulau Komodo dan Danau Kelimutu yang hanya bisa ditemukan di NTT. Selain itu, kawasan ini sangat dekat dengan Gunung Rinjani Lombok yang masuk jajaran gunung api tertinggi ketiga di Indonesia. Ia optimistis kawasan Lombok khususnya Mandalika bisa menyamai kepopuleran Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, lanjut Mari, menarik investasi ke wilayah timur merupakan tantangan pemerintah. Hal ini sangat klop dengan program masterplan percepatan, perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) khususnya di koridor 5.
"Yang perlu kita perbaiki adalah konektivitas, infrastruktur itu bisa dikembangkan," katanya
Proyek kawasan wisata Mandalika Lombok diperkirakan akan menelan dana hingga Rp 27 triliun. Setidaknya ada enam investor yang menandatangani nota kerjasama pembangunan wisata Mandalika. Terdapat tiga korporasi besar yang berinvestasi mengembangkan kawasan wisata Mandalika Lombok selain BUMN.
Tiga korporasi itu adalah PT Gobel Internasional yang merupakan milik pengusaha Rachmat Gobel yang mendapatkan konsesi lahan seluas 350 hektar untuk membangun fasilitas ramah lingkungan untuk pengelolahan air minum dan limbah. Gobel Internasional juga akan membangun resor dan hotel berbintang.
Selain itu, MNC Group milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo melalui anak usahanya PT Global Land Develompment juga memperoleh konsesi mengelola 400 hektar lahan.
MNC akan membangun theme park atau taman hiburan terintegrasi seperti disneyland, underwater park dan techno park. MNC Group juga akan membangun sirkuit balap Formula Satu (F1), plenary hall untuk penyelenggaraan konser dan pelabuhan laut untuk kapal pesiar dan kapal laut.
Perusahaan lain adalah Rajawali Group melalui anak usaha PT Canvas Develovment sdn.bhd, yang akan membangun resort kelas atas, hotel berbintang dan villa di areal seluas 100 hektar. Saat ini di kawasan ini, Rajawali Group sudah mengoperasikan dan mengelola hotel bintang lima.
(nia/hen)











































