China Danai Proyek Rel Kereta Batubara Rp 11 Triliun di Sumatera

China Danai Proyek Rel Kereta Batubara Rp 11 Triliun di Sumatera

- detikFinance
Jumat, 18 Nov 2011 11:13 WIB
China Danai Proyek Rel Kereta Batubara Rp 11 Triliun di Sumatera
Nusa Dua - China Development Bank (CDB) siap mendanai proyek pembangunan rel kereta api batubara di Sumatera Selatan senilai US$ 1,3 miliar atau kurang lebih Rp 11 triliun. Rel kereta api ini merupakan bagian dari proyek tambang batubara Bukit Asam Banko yang merupakan perusahan patungan antara PT Bukit Asam dengan PT Rajawali Asia Resources.

Direktur Utama PT Bukit Asam Transpacific Railway (BATR) Rudiantara mengatakan komitmen pendanaan ini diikat dengan framework agreement di sela-sela acara ASEAN Business Investment di Nusa Dua Bali. Penandatanan ini dilakukan oleh PT Bukit Asam Transpacific Railway, China Development Bank, dan China Railway Group Limited.

"Dengan ini kami mendapat kepastian sumber pendanaan dari proyek infrastruktur yang merupakan bagian dari MP3EI. Kereta api ini dari Tanjung Enim, Sumsel ke Bandar Lampung 300 Km yang melintasi 8 kabupaten dan 1 kotamadya," katanya di sela-sela penandatanganan di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Jumat (18/11/2011)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjelaskan proyek ini merupakan proyek terintegrasi yaitu mulai dari tambang batubara, infrastruktur transportasi, dan logistik pelabuhan.
Pengelolaan dari rel kereta api dan pelabuhan akan ditangani oleh BATR. Sementara untuk pengelolaan penambangan batubara akan dikerjakan oleh PT Bukit Asam Banko yang merupakan perusahaan patungan antara PT Bukit Asam dan Rajawali Asia Resources, masing-masing memegang saham 65% dan 35%.

Perusahaan patungan ini akan memproduksi batubara sebanyak 25 juta ton per tahun selama 20 tahun. Sementara untuk proyek rel kereta api ini dimulai dilaksanakan pada 2013 dan akan beroperasi di 2016 (untuk rel).

"Kami siap mendanai proyek ini sejumlah US$ 1,3 miliar berdasarkan rasio pendanaan utang berbading equitas 70 banding 30," kata Chief Planning Officer China Development Bank Chen Jianying ditempat yang sama.

Rencananya hasil tambang ini 50% akan dibeli oleh China dengan harga pasar. Sementara itu 30% ke pasar bebas seperti India dan 20% untuk pasar domestik seperti PLN.

Presdir PT Bukit Asam Sutrisno mengatakan sejatinya proyek ini sudah ditandatangani sejak 2005, namun perizinan baru keluar di 2009. Dengan demikian setelah ada pendanaan ini maka pengerjaan proyek rel akan dimulai 2013 sambil menunggu proses pembebasan lahan.

"PT KAI menjanjikan mengangkut 15,6 juta ton di 2012, tahun ini 12,8 juta ton. Target itu dengan masuknya 12 lokomotif dan 400 gerbong. Penjualan kita meningkat dari 13,6 juta ton jadi 17 juta ton di 2012," katanya.
(hen/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads