Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dari 15 BUMN sektor perkebunan atau PT Perkebunan Nusantara (PTPN) akan disatukan menjadi holding.
"Jadi PTPN yang ada 15 itu akan dijadikan satu, yang 14 bukan BUMN lagi dan berarti jumlah (BUMN) berkurang 14. Lalu BUMN sektor kehutanan juga akan disatukan dengan Perhutani maka akan berkurang 5 (BUMN) lagi. Jadi 14 tambah 5 itu 19. Lalu kalau BUMN farma disatukan akan minimal ada 20 yang berkurang," tutur Dahlan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (8/2/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk holding yang tadi disebutkan, Dahlan berharap prosesnya akan selesai dalam satu bulan lagi. Proses di Kementerian BUMN untuk holding ini selesai, tinggal menunggu proses di kementerian terkait.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah menargetkan hanya terdapat 25 BUMN di 2025. Perampingan dilakukan terkait program restrukturisasi dan revitalisasi BUMN.
Hatta menilai, banyaknya jumlah BUMN menyebabkan tugas perusahaan plat merah tersebut tidak fokus. Pasalnya, terdapat beberapa BUMN yang memegang sektor yang sama.
Dalam Roadmap BUMN berdasarkan rekomendasi konsultan independen dinyatakan jumlah BUMN terlalu banyak dan tidak efisien dengan total BUMN sebanyak 141 BUMN.
Kementerian BUMN merencanakan untuk membentuk holding sektoral dengan tim manajemen yang kuat dan terfokus. Untuk itu perlu dilakukan rightsizing, baik melalui marger, privatisasi, sectoral holding maupun likuidasi. Menurut roadmap tersebut di 2014 diharapkan menjadi 78 BUMN dan di 2025 hanya menjadi 25 BUMN.
Hatta mengeluhkan masih adanya BUMN yang terus merugi. Saat ini tercatat ada 141 BUMN, namun yang sudah memiliki laba hanya 131 BUMN, sedangkan sudah bisa menghasilkan deviden sebanyak 67 BUMN.
(dnl/hen)