Berdasarkan hasil studi kelayakan awal yang dilakukan The Ministry of Land, Infrastructur, Transport and Tourism of Japan (MILT) bersama Japan Railway Technical Service (JARTS) dan Yachiyo Engineering Co. Ltd), pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung akan mengadopsi teknologi yang telah diterapkan pada kereta Shinkansen.
Total investasi kereta cepat ini menghabiskan dana Rp 56,108 triliun, dengan biaya terbesar teralokasi pada kontruksi Rp 46,288 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Pengerjaan sipil Rp 23,35 triliun
- Jalur kereta Rp 3,114 triliun
- Stasiun kereta Rp 3,81 triliun
- Rolling stock Rp 3,62 triliun
- Konstruksi lain-lain Rp 12,108 triliun
- Jasa konsultasi Rp 2,31 triliun
- Pajak Rp 1,41 triliun
- Biaya administrasi Rp Rp 2,314 triliun
- Akuisisi lahan dan kompensasi Rp 1,64 triliun
- Kontinjensi Rp 2,133 triliun
Meski demikian ia belum menyebutkan porsi pemerintah dari investasi kereta cepat ini. Pemerintah tengah menghitung penyertaan yang tepat, agar investor tertarik pada proyek tersebut.
"Bagi saya yang penting buat investor menarik. Berapa porsi pemerintah dalam PPP-nya, ga tahu nanti. Kan baru akan didiskusikan hari ini. Namun dari hasil yang disampaikan, dananya cukup besar," katanya di Hotel Pullman, Jakarta, Senin (19/3/2012).
"Tarifnya berapa itu juga yang akan dibicarakan. Namun ada hasil studi mereka, kalau tarif tinggi penumpang agak menurun," tambah Tundjung.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung siap dibangun untuk mengurangi lalu lintas darat yang makin padat. Kereta ini bahkan menjanjikan waktu tempo 45 menit-50 menit mulai dari Dukuh Atas (Jakarta) hingga Gedebage (Bandung).
(wep/dru)