Beli Tiket Kereta Api, Ehh..Kursi Sudah Ditempati Orang Lain

Beli Tiket Kereta Api, Ehh..Kursi Sudah Ditempati Orang Lain

- detikFinance
Selasa, 17 Apr 2012 11:38 WIB
Jakarta - Keluhan penggunan jasa kereta api terhadap layanan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) seakan-akan tak ada habisnya. Keluhan-keluhan itu umumnya adalah masalah klasik seperti soal pemesanan tiket, calo, kenyamanan, keamanan, ketidakpastian dan lain-lain.

Berdasarkan surat-surat elektronik yang masuk ke redaksi dari pembaca keluhan-keluhan tersebut selalu menjadi poin. Misalnya yang ramai dikeluhkan antaralain soal tiket ganda (double) yang merugikan konsumen, ini sempat ramai karena pernah disampaikan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan yang anaknya mengalami hal tersebut.

"Saya pernah melihat pengalaman teman saya yang serupa dimana tiketnya pun sama dengan tiket penumpang lain, bahkan kedua tiket tersebut adalah asli/berhologram, dan dikonfirmasi kepada pemilik tiket yang sama tersebut, kedua-duanya membeli dari loket penjualan tiket kereta api yang resmi/stasiun kereta api besar di kota masing-masing," kata Adhi Surahman dalam surat elektroniknya, Selasa (17/4/2012)

Adhi menuturkan rekannya pernah mendapatkan tiket dengan nomor 1 C, setelah diketahui ternyata lokasi itu bukan untuk tempat duduk namun sebagai toilet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka mengalihkan teman saya pada tempat duduk yang kosong. Seharusnya sebagai satu-satunya perusahaan kereta api di Indonesia, hal ini tidak terjadi, dan juga saya membayangkan, apabila kereta api sudah penuh, akan ditaruh di mana teman saya tersebut," kata Adhi.

Sementara itu Andry Rusdiyanto mengatakan yang mengatakan pernah mengalami tiket ganda seperti yang dialami oleh anaknya Dahlan Iskan, namun ia menyelesaikan masalah itu sendiri.

"Waktu itu saya naik KA Malabar dari Bandung ke Malang, saya naik kelas eksekutif. Mengetahui tiket dobel saya diam saja menunggu kondektur datang memeriksa tiket. Setelah di periksa ternyata tiket satunya beda gerbong," katanya.

Kemudian ada salah satu pembaca yang tak menyebutkan namanya, punya pengalaman pahit soal tiket ganda. Kejadiannya terjadi pada rute kereta Jakarta ke Bandung. Kasus tiket ganda sangat merugikannya, karena saat kereta berhenti di stadiun selanjutnya untuk menaik kan penumpang lagi, di saat bersamaan ada penumpang lain yang punya tiket dengan nomor tempat duduk yang sama dengan nomornya.

"Akhirnya karena kami kaum minoritas, mau tidak mau terpaksa kami relakan tempat duduk tersebut, Dan kami terpaksa berdiri selama perjalanan," katanya.

Harri Gemilang juga pengalaman yang sama soal tiket ganda, beberapa bulan yang lalu, Harri bepergian naik keretea Cirebon Express yang berangkat pukul 06.00 dari stasiun Gambir.

"Di tiket saya tercantum bahwa saya duduk di gerbong x dan kursi 13C. Pada saat naik kereta di gerbong x tersebut, saya tidak dapat menemukan kursi saya sebagaimana yang tercantum dalam tiket. Di papan atas tempat duduk, memang tertulis tempat tersebut untuk 13 C dan 13 D. Tapi kenyataannya, hanya ada satu kursi dan kursi tersebut sudah diduduki oleh orang pemegang tiket 13D," katanya.

Hal ini membuat ia kebingungan dimana kursi yang ia harus duduki. Meskipunpenumpang lain menyarankan agar ia duduk lebih dulu di kursi 13B karena di kursi itu belum ada yang menempatinya.

"Saya mengadukan masalah ini ke beberapa petugas di kereta tersebut. Namun, sama sekali tidak mendapat jawaban yang memuaskan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Nomor kursi yang tercantum di tiket saya tidak ada di atas kereta. Mereka juga menganjurkan hal yang sama, yaitu agar saya duduk dulu di kursi 13B," katanya.

Sebelumnya Dahlan mengaku mendapat aduan soal buruknya pelayanan PT KAI dari anaknya sendiri. Ia pun langsung meneruskan aduan anaknya itu ke Dirut KAI melalui pesan singkat. "Anak saya bilang, Surabaya-Yogyakarta. Dia beli tiket namun sudah ada yang menempati. Mereka sama-sama punya tiket," kata Dahlan.

Dahlan mengaku jawaban Dirut PT KAI merespons, namun jawabannya tidak memuaskan Dahlan. Jonan hanya membalas dan menganjurkan agar Dahlan menghubungi nomor tertentu yang diberikan petinggi PT KAI tersebut.

"Sikap ini belum mencerminkan Dirut KAI, dia bilang: Bapak bisa menghubungi orang-orang ini (balasan SMS Jonan)," tuturnya.
(hen/dnl)

Hide Ads