"Misalnya jaman Pak Harto (Presiden Soeharto) semuanya mulus, padahal mulusnya diatas karpet, dibawahnya kotor. Beda jaman reformasi, karpetnya di buka, sehingga semuanya kelihatan aslinya," kata Dahlan.
Ia menyampaikan hal ini di depan para mahasiswa dalam sebuah kuliah umum di Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Minggu (29/4/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dialami sejak 1998 yang lalu. Karena banyaknya sampah di bawah karpet, makanya perlu waktu yang lama untuk membersihkannya. Kenapa?," ungkap Dahlan.
"Kedepan Indonesia makin maju, karena kedepan semuanya kelihatan dan tidak ada yang disembunyikan lagi," jelas Dahlan.
Lebih jauh Dahlan membandingkan antara Indonesia dengan Malaysia. Negeri Jiran tersebut dipandang Dahlan masih menggunakan 'karpet' ketika RI di orde baru dahulu.
"Maka kita tidak tahu bagaimana Malaysia kedepan, karena Dia msh pakai karpet. Lalu siapa mahasiswa yang umurnya dibawah 20 tahun? nanti 10 tahun lagi saat anda berumur 30 tahun ekonomi Indonesia itu akan tumbuh tiga kali lipat," papar Dahlan.
"Oleh karena itu perlu siap-siap. Beda jaman orde baru, yang ekonomi atau rejeki itu sudah ditentukan untuk siapa saja," jelasnya.
Dahlan menilai setiap masyarakat kini mendapatkan kesempatan yang sama. "Tidak ada lagi beking. Makanya mahasiswa mulai menentukan sikap apa ingin jadi pengusaha, politikus, hakim," tutur Dahlan.
"Tapi saran saya jadilah pengusaha, karena rejeki yang besar akan jatuh kepada pengusaha. Bukan kepada birokrat. Jadi pengusaha tidak bisa dididik, tapi bisa ditularkan. Selaini itu harus dengan pengalaman dan pernah gagal," tutup Dahlan.
(dru/nia)