Demo Anti Penghematan di Spanyol Berakhir Ricuh, Enam Orang Luka

Demo Anti Penghematan di Spanyol Berakhir Ricuh, Enam Orang Luka

- detikFinance
Jumat, 20 Jul 2012 10:26 WIB
Madrid - Demo besar-besaran di Madrid Jumat dini hari berakhir ricuh. Polisi Spanyol menembakkan peluru karet dan menangkapi para demonstran. Aksi protes itu merupakan salah satu dari 80 demo di seluruh penjuru Spanyol yang digerakkan oleh serikat buruh.

Mereka menentang kebijakan penghematan baru pemerintah yakni pengurangan gaji pegawai negeri dan kenaikan pajak. Puluhan ribu demonstran termasuk polisi dan petugas pemadam kebakaran ikut dalam aksi itu mengenakan helmnya.

Di akhir aksi protes damai itu belasan demonstran bertahan di Puerta del Sol, lapangan terbuka di jantung kota Madrid. Di situlah, beberapa orang melempari polisi dengan botol dan membuat pembatas dari tong sampah plastik dan kotak kardus di tengah jalan menuju Puerta del Sol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suasana memanas ketika demonstran membakar pembatas dari plastik dan kardus itu. Asap tebal membumbung tinggi ke langit Madrid dini hari. Polisi anti huru hara kemudian menangkapi beberapa demonstran dan memukulinya dengan pentungan ketika mereka berusaha menerobos gedung parlemen yang dijaga ketat.

Demonstran lain pun lari tunggang langgang di seluruh jalanan Madrid dengan para turis menyaksikan ini semua dari patio outdoor. Perwakilan polisi mengatakan bahwa petugasnya menangkap tujuh orang dan enam di antaranya terluka, dikutip dari AFP (20/7/2012).

Protes yang digelar Kamis itu merupakan aksi terbesar dan terkini dari serangkaian demo harian yang muncul sejak pekan lalu ketika Perdana Menteri Mariano Rajoy mengumumkan kebijakan baru untuk menghemat 65 milyar euro dan mengurangi defisit publik.

“Tak ada yang bisa kita lakukan selain turun ke jalan. Gaji kami selama empat tahun ini sudah hilang 10 – 15%. Langkah penghematan ini tidak akan mengakhiri krisis,” kata Sara Alvera, 51, pekerja sektor peradilan yang ikut berdemo di Madrid.

Menteri Anggaran Cristobal Montoro membela Rajoy. Dia bersikukuh bahwa pemerintah harus menurunkan beban pinjaman Spanyol. “Tidak ada uang di kas negara untuk membayar pelayanan publik. Kami melakukan reformasi supaya bisa mengelola keuangan lebih baik,” kata Montoro.

Demonstran marah dan menolak mentah-mentah klaim ini. “Bukannya tidak ada uang, tapi terlalu banyak pencuri,” bunyi salah satu spanduk yang dibawa demonstran Madrid.

Kritikus mengatakan, kebijakan baru pemerintah Spanyol hanya akan memperburuk kondisi ekonomi rakyat biasa. Cristina Blesa, guru berusia 55 tahun, mengatakan dia dan suaminya harus berjuang mati-matian untuk membayar uang kuliah putranya karena pemotongan gaji dan kenaikan pajak.

“Pendapatan kami makin sedikit saja lama-lama. Sementara harga-harga naik. Apalagi ada kenaikan pajak pertambahan nilai, semuanya akan makin mahal. Di akhir bulan akan makin sulit saja,” kata Blesa.

Bulan ini Spanyol akan menjadi negara zona euro keempat setelah Yunani, Irlandia dan Portugal yang mendapat dana bailout dari Uni Eropa. Para pemimpin zona euro diperkirakan menyelesaikan kesepakatan pinjaman kredit 100 miliar euro untuk penyelamatan bank-bank Spanyol melalui konferensi telepon Jumat ini.

(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads