Ingin Jadi Importir Kedelai? Siapkan Duit Rp 640 Miliar

Ingin Jadi Importir Kedelai? Siapkan Duit Rp 640 Miliar

- detikFinance
Selasa, 31 Jul 2012 14:38 WIB
Jakarta - Lonjakan harga kedelai belakangan ini memunculkan ide agar pemain impor kedelai tak didominasi oleh 4 importir besar. Namun untuk menjadi importir kedelai dalam skala ekonomis harus memenuhi syarat minimal kargo.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan memang perlu modal besar untuk menjadi pemain importir kedelai. Selain itu risikonya pun selalu ada sebagai importir. Saat ini juga ada wacana para koperasi tahu tempe bisa mengimpor langsung kedelai.

"Sebuah perusahaan yang siap dengan berbagai resiko untuk mengimpor itu kan ada minimal. Minimal kargo untuk angkut itu kalau tidak salah 80.000 ton atau berapa. Siapa yang sanggup?" kata Euis di sela-sela pameran di Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selasa (31/7/2012)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dihitung minimal kargo yang harus diangkut sebanyak 80.000 ton, dengan harga kedelai Rp 8.000 per Kg maka seorang importir harus mengeluarkan Rp 640 miliar untuk sekali kirim dari negara produsen kedelai.

Ia juga mengingatkan harus hati-hati soal adanya tuduhan kartel kedelai terhadap beberapa importir. Selama ini menurutnya para pemain kedelai di dalam negeri terus membesar usahanya karena sebelumnya dibiarkan.

"Itu kita harus sangat hati-hati menyebutkannya karena kalau kita bilang kartel, mungkin kita juga membiarkan. Ada yang sanggup, orang kita kan gitu tuh. Kalau sudah ada yang sanggup, udah biar aja dia kita biarkan. Kalau sudah biarkan ya laman-lama dia akan menjadi besar," katanya.

Menurutnya Bulog memang disiapkan untuk ditugaskan sebagai stabilitasator harga bahan pokok pangan termasuk kedelai. Diharapkan komoditas ini bisa lebih stabil harganya.

"Kita semua setuju dong (Bulog) karena untuk melindungi tempe tahu. Karena tempe tahu ini kan juga bukan sekedar konsumsi jangka tahun 70-an atau 60-an untuk tempe tahu di rumah makan sama tempe tahu, kemudian kecap. Tapi, sejak tahun mulai industry ramai tahun 80, 90, tempe tahu ini sudah jadi makanan ringan yang kaya banget," katanya.

Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Tajuddin Noer Said pernah mengatakan 2 perusahaan penguasa impor kedelai itu adalah PT Gerbang Cahaya Utama (GCU) dan PT Cargill Indonesia. GCU menguasasi pasar impor kedelai dalam negeri mencapai 47% dan Cargill mencapai 28%.

Sementara pengusaha impor kedelai lainnya berdasarkan data 2008 antaralain PT Citra Bakhti Mulia mengusai pasar kedelai impoer sebesar 4% dan PT Alam Agriasi Perkasa sebesar 10%.
(hen/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads