8 Kereta Api Cepat di Indonesia

8 Kereta Api Cepat di Indonesia

- detikFinance
Senin, 01 Okt 2012 10:00 WIB
8 Kereta Api Cepat di Indonesia
Jakarta - Indonesia memang belum mampu untuk memiliki kereta api supercepat sekelas 'Shinkansen' di Jepang atau kereta cepat 'TGV' di Prancis. Tetapi dengan kemampuan yang terbatas, Indonesia masih dibilang cukup beruntung karena memiliki kereta api cepat.

Berikut ini daftar 8 kereta api cepat dan mahal sekelas argo yang akan mengantarkan Anda ke berbagai kota di Pulau Jawa, seperti dikutip detikFinance dari situs resmi PT Kereta Api Indonesia, Senin (1/10/2012).

Kata Argo sendiri digunakan sebagai nama dagang layanan kereta api eksekutif. Mari kita liat jajaran kereta api cepat tersebut.

KA Argo Wilis dioperasikan pertama kalinya pada tanggal 8 November 1998. Perjalanan sejauh 699 km ditempuh dalam waktu 11 jam dan selama dalam perjalanan hanya berhenti di Stasiun Tasikmalaya, Kutoarjo, Yogyakarta, Solo Balapan dan Madiun. kereta api ini merupakan salah satu layanan eksekutif unggulan yang menghubungkan antara Kota Bandung dan Kota Surabaya.

Kata Wilis diambil dari nama gunung Wilis yang memiliki ketinggian 2.169 m dari permukaan laut dan merupakan tataran pegunungan yang panjang dengan puncak ketinggian berada di kawasan Bajulan Nganjuk, Jawa Timur.

Kereta Argo Wilis dengan kapasitas angkut 400 tempat duduk (empat rangkaian kelas eksekutif) menawarkan alternatif perjalanan di siang hari yang memungkinkan penumpang menikmati indahnya panorama pegunungan di Bumi Parahyangan, Banymas, Kali Serayu dan Kali Progo.

Selama ini Argo Wilis sering dipakai sebagai moda transportasi penghubung dari Bandung ke objek wisata yang ada di Pulau Bali dan sebaliknya. Setibanya di Surabaya biasanya penumpang transit di VIP room Stasiun Surabaya Gubeng untuk meneruskan perjalanan ke Banyuwangi dengan KA Mutiara Timur Malam dan sampai Banyuwangi pada pagi hari.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan bus milik KAI menuju Denpasar, Bali. Demikian juga sebaliknya, berangkat Banyuwangi dengan menggunakan KA Mutiara Timur Malam untuk sampai di Surabaya Gubeng. Kemudian transit di VIP room Stasiun Surabaya Gubeng dan meneruskan perjalanan menuju Madiun, Solo, Yogyakarta, Kutoarjo, Tasikmalaya, ataupun bandung menggunakan KA Argo Wilis.

Jika ingin berwisata dalam satu paket dari Bandung ke Yogyakarta, Solo, Surabaya ataupun Denpasar begitupun sebaliknya, disarankan untuk menggunakan KA argo Wilis. Tiket Argo Wilis sendiri dipatok dengan harga Rp 250.000-285.000. Berangkat dari Stasiun Bandung pukul 07:00 WIB dan sampai di Surabaya pukul 06:00 WIB.

Sindoro adalah nama gunung dengan ketinggian 3.150 m dpl, yang terletak dibatas kabupaten Temanggung sebelah barat dan sebelah timur dari wonosobo. Perjalanan sejauh 445 km ditempuh dalam waktu 5 jam 30 menit dan hanya berhenti di stasiun tegal dan pekalongan. Layanan kereta api yang memiliki kapasitas 350 tempat duduk ini terdiri dari 7 rangkaian kereta kelas eksekutif.

Untuk perjalanan yang dilakukan pada siang hari, penumpang dapat menikmati indahnya panorama dipesisir pantai utara khususnya antara pekalongan dan semarang.

Harga tiket Argo Sindoro dipatok Rp 230.000-270.000. Berangkat dari Stasiun Gambir pukul 16:45 WIB dan sampai di Semarang pukul 23:10 WIB.

Argo Parahyangan mulai dioperasikan pada tanggal 27 April 2010. Dia adalah sebuah reinkarnasi dari Argo Gede dan Parahyangan yang dihentikan operasinya. Diciptakan atas permintan pelanggan setia Kereta Api Parahyangan relasi Bandung-Jakarta dengan rangkaian kereta gabungan antara K1 (kereta kelas eksekutif) KA Argo Gede ditambah K2 (kereta kelas bisnis) dari KA Parahyangan.

Kapasitas angkut yang tersedia dalam satu kereta api ini mencapai 328 tempat duduk (4 kereta eksekutif dirangkaikan dengan 2 kereta bisnis).

Argo Parahyangan relasi Bandung-Jakarta menempuh jarak 173 km. Perjalanan kereta api di siang hari memungkinkan penumpang dapat menikmati Indahnya panorama pegunungan di bumi Parahyangan bagian barat dengan jalan dan jembatan kereta api yang berkelok-kelok. Selain itu penumpang juga dapat menyaksikan hamparan Bendungan Jatiluhur.

Penumpang dapat memesan makanan dan minuman dari pramugara/pramugari sesuai dengan menu pilihan yang disediakan serta bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai bar mini. Semua sengaja dibuat untuk membuat layanan kereta api ini lebih nyaman.

Harga tiket di banderol dengan harga Rp 60.000-80.000. Kereta ini mempunyai 6 kali pemberangkatan dengan kereta pertama berangkat dari Stasiun Gambir Pukul 05:55 WIB dan Bandung sampai pukul 09:01 WIB.

Argo Muria diluncurkan pertama kali pada tanggal 22 Desember 1997. Kereta api ini menawrakan aternatif perjalanan dengan jadwal pemberangkatan pagi hari dari arah Semarang ke Jakarta dan sore hari dari arah sebaliknya.

Diikuti oleh peluncuran KA Argo Muria II pada tanggal 20 Mei 2001 yang menawarkan alternatif perjalanan yang berkebalikan dengan Argo Muria I yang belakangan ini berganti nama menjadi KA Argo Sindoro. Kata Muria berasal dari nama gunung (Gunung Muria) yang memiliki ketinggian 1.602m di atas permukaan laut (dpl) dan berada di sebelah Utara Kota Kudus (69 km dari arah Kota Semarang).

Perjalanan sejauh 445km ditempuh dalam waktu 5 jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasiun Tegal dan Pekalongan. Layanan kereta api yang memiliki kapasitas 350 tempat duduk ini terdiri dari tujuh rangkaian kereta kelas eksekutif. Untuk perjalanan yang dilakukan pada siang hari, penumpang dapat menikmati indahnya panorama di pesisir pantai utara khususnya diantara Pekalongan – Semarang.

Harga tiket di banderol Rp 230.000-250.000, berangkat dari Stasiun Gambir pukul 07:30 WIB dan sampai ke Stasiun Semarang Tawang pukul 14:11 WIB.

Pada uji coba pertama pada tanggal 13 Juli 1995 memang sengaja dilekatkan nama J5-750 yang menggambarkan keinginan kuat dari KAI untuk melayani perjalanan Solo-Jakarta dengan layanan kereta api yang memiliki waktu tempuh 7 jam bertepatan dengan momentum HUT Kemerdekaan RI ke-50.

Pada tanggal 21 September 1996 dilekatkan nama KA Solo Jaya yang kemudian pada akhirnya diganti sesuai dengan strategi dagang Argo dengan nama KA Argo Lawu. KA Argo Lawu membawa delapan rangkaian kelas eksekutif dan memiliki kapasitas 400 tempat duduk. Perjalanan Solo-Jakarta (576 km) ditempuh dalam waktu kurang lebih tujuh jam 30 menit dan hanya berhenti di Stasium Klaten, Yogyakarta, Purwokerto dan Cirebon.

Sedangkan nama lawu diambil dari nama sebuah gunung (Gunung Lawu) yang terletak di sebelah timur laut Kota Surakarta (wilayah administratif Kaupaten Karanganyar dan Magetan) yang memiliki ketinggian 3.245 km. Dengan puncak berupa daratan yang berbukit-bukit dan sisa-sisa kawah yang telah lama tidak aktif merupakan panorama yang sangat indah yang dapat Anda saksikan dari Lembah Tawangmangu dan Telaga Sarangan.

KA Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video. Selain sarana hiburan penumpang, dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai bar mini yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke.

Harga tiket dibandrol Rp 255.000-400.000. Berangkat dari Stasiun Solo pukul 08:00 dan sampai di Jakarta pukul 16:16, sedangkan dari Gambir pukul 20:00 WIB dan tiba di Solo Balapan pukul 04:11 WIB.

Sebuah inovasi baru dari KAI dalam rangka meningkatkan pelayanan khususnya koridor Cirebon-Jakarta. Diluncurkan pada tanggal 3 November 2010 sebagai pengganti kereta eksekutif Argo Jati yang diperkenalkan pada tanggal 12 April 2007 yang merupakan hasil improvisasi/peningkatan dari KA Cirebon Ekspres Utama yang diresmikan tanggal 13 Mei 2005.

Kereta Api New Argo Jati sebagai kereta ramah lingkungan dengan berbagai fasilitas lengkap yang akan setia menemani perjalanan. Menggunakan kabin desain terbaru dilengkapi TV, AC, Reclining Seat, Stop Kontak, Bagasi yang Aman, Toilet yang bersih serta pelayanan restorasi dengan menggunakan Kereta Makan.

Dengan menggunakan 6 rangkaian baru (K1) Kelas Eksekutif atau 300 kapasitas tempat duduk dan satu rangkaian kereta makan, New Argo Jati menempuh perjalanan sejauh 219 km dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. New Argo Jati menjadi idola baru bagi masyarakat Jakarta yang ingin bepergian ke Cirebon dengan cepat.

Untuk kereta pertama berangkat dari Stasiun Gambir pukul 06:05 WIB dan sampai di Stasiun Cirebon pukul 08:59 WIB dengan harga tiket Rp 110.000-125.000.

Pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI pada tanggal 21 April 1998 menggunakan nama KA Dwipangga. Akan tetapi seiring dengan tuntutan pelanggan yang menginginkan penambahan KA Argo koridor Jakarta-Solo, maka KA Dwipangga sengaja didesain ulang untuk layanan sekelas KA Argo, sehingga namanya pun diganti menjadi KA Argo Dwipangga pada tanggal 5 Oktober 1998.

Kata Dwipangga diambil dari sebutan kendaraan Dewa Indra berupa gajah yang setia dan mampu melindungi pengendaranya dalam segala cuaca, sehingga menumbuhkan kebangsaan dan prestise bagi penumpangnya.

Argo Dwipangga dengan kapasitas 400 tempat duduk dan membawa delapan rangkaian kereta kelas eksekutif menawarkan alternatif perjalanan pada pagi hari dari Stasiun Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya (berkebalikan dengan alternatif perjalanan yang ditawarkan oleh KA Argo Lawu).

Perjalanan sejauh 576 km ditempuh dalam waktu sekitar 8 jam dan hanya berhenti di Stasiun Purwokerto, Klaten dan Yogyakarta. Berangkat dari Stasiun Gambir pukul 08:00 WIB dan sampai di Stasiun Solo pukul 16:16 WIB, dengan tiket Rp. 320.000-340.000.

Argo Bromo Anggrek mulai dioperasikan pada tanggal 24 September 1997. Produk ini merupakan pengembangan merk dari KA Argo Bromo JS-950 yang diresmikan pertama kali perjalanannya oleh Presiden RI pada tanggal 31 Juli 1995 menandai Hari Teknologi Nasional 12 Agustus 1995.

Nama Bromo diambil dari salah satu gunung yang berada di kawasan Taman Nasional Tengger Semeru, Jawa Timur. Sebutan Anggrek digunakan untuk menandai adanya pengembangan merek dari produk sebelumnya, sehingga warna eksterior kereta tersebut disesuaikan dengan paduan warna setangkai bunga anggrek.

Perjalanan Gambir-Surabaya Pasarturi sejauh 725 km melalui lintas Utara ditempuh dalam waktu -/+ 10 jam. KA Argo Bromo Anggrek dengan kapasitas 400 tempat duduk, terdiri dari 8 rangkaian kereta kelas eksekutif dan dalam perjalanannya berhenti di Stasiun Cirebon dan Semarang.  

KA Argo Bromo Anggrek menyediakan sarana hiburan selama dalam perjalanan berupa tayangan audio/video. Selain sarana hiburan penumpang, dapat juga memesan makanan dan minuman sesuai dengan menu pilihan yang disediakan dan bisa dinikmati baik di tempat duduk masing-masing maupun di kereta restorasi yang didesain sebagai bar mini yang dilengkapi dengan fasilitas untuk berkaraoke.

Semua ini sengaja didesain untuk membuat penumpang berada di dalam hotel berjalan, sehingga perjalanan dengan Argo Bromo Anggrek diharapkan dapat menghemat biaya akomodasi hotel dan setibanya di tujuan dalam kondisi segar.

Harga tiket (2012) dibandrol seharga Rp 330.000-365.000, berangkat dari stasiun Gambir pukul 09:30 WIB dan sampai di Surabaya Pasar Turi Pukul 19:00 WIB.

Hide Ads