Ini Alasan Tambang Emas Newmont PHK Karyawan

Ini Alasan Tambang Emas Newmont PHK Karyawan

- detikFinance
Selasa, 02 Okt 2012 12:19 WIB
Foto: Dok. detikFinance
Jakarta - Perusahaan tambang emas di NTB, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) berencana untuk mengurangi 20% pegawai ekspatriat dan 2,8% pegawai nasional. Apa alasannya?

Dikutip dari Reuters, Selasa (2/10/2012), Newmont yang merupakan perusahaan tambang kedua terbesar di dunia merevisi turun target produksi emasnya tahun ini, dari 114 ribu ounces menjadi 71 ribu ounces dari tambang emas Batu Hijau di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Produksi tembaga Newmont dari Batu Hijau juga direvisi turun tahun ini dari 192 juta pound menjadi 170,6 pound.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Turunnya produksi emas dan tembaga Newmont dari Batu Hijau adalah karena stok mineral yang diproses berkualitas rendah. Newmont tengah melakukan tahapan baru dengan perluasan lokasi tambang di pegunungan Sumbawa.

Menurut General Manager Tambang Batu Hijau Ian McGaffin, pada semester I-2012, Newmont memproduksi 90 juta pound tembaga dan 40 ribu ounces emas.

Pihak Newmont telah menyatakan, produksi emas dan tembahanya di 2012 ini memang bakal turun signifikan dan menjatuhkan labanya. Newmont Nusa Tenggara saat ini dimiliki juga oleh Sumitomo Corp dan Grup Bakrie.

McGaffin mengatakan, pihaknya berencana mengurangi jumlah pegawai karena kehilangan jutaan dolar sehari akibat rendahnya produksi.

"Kami kehilangan kas satu juta dolar sehari. Tahun 2013 kondisi juga bakal memprihatinkan," kata McGaffin.

Sementara dihubungi terpisah, Juru Bicara Newmont Rubi Purnomo mengatakan, kondisi pertambangan emas Batu Hijau memprihatinkan dan perlu adanya pengurangan jumlah pegawai.

"Dengan kondisi pertambangan saat ini, di Newmont ada pengurangan jumlah tenaga kerja expatriat dan tenaga kerja nasional. Dengan sangat menyesal hal ini harus dilakukan oleh perusahaan untuk memastikan agar Newmont tetap kuat secara finansial dan jangka panjang di masa datang, sehingga perusahaan dapat memenuhi kewajiban sebagai kontraktor kepada pemerintah dan tanggung jawab sosial dan komitmen perusahaan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya," tutur Rubi kepada detikFinance.


(dnl/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads