Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengungkapkan, nantinya Malindo Air ini akan berbasis di Malaysia, sehingga pada saat pertama kali beroperasi, Malindo akan melayani penerbangan domestik Malaysia yaitu Kuala Lumpur-Kinabalu
"Rencana kita seperti itu, tapi pemerintahnya belum ada izinnya, jadi masih rencana," ungkap Edward saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (5/12/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edward menjelaskan, pihaknya tidak khawatir dengan adanya persaingan bisnis dengan maskapai penerbangan lainnya. Dia pun mengakui ada banyak maskapai penerbangan lain yang menjadi benchmark. Lion Air sudah menyiapkan strategi untuk menarik minat penumpang agar menggunakan Lion Air.
"Misalnya kita terbang Jakarta Kuala Lumpur, ada berapa perusahaan penerbangan sekarang, banyak. Bukan hanya ASEAN, ternyata perusahaan timur tengah itu ada. Itu sekarang tinggal masyarakatnya yang pilih," tegasnya.
"Yang terpenting adalah bagaimana si perusahaan penerbangan itu mampu menjadikan dirinya menjadi pilihan pengguna jasa angkutan udara," lanjutnya.
Dalam satu dekade ke depan diharapkan perusahaan ini bakal mengoperasikan 100 pesawat termasuk 5 pesawat terbaru Boeing 787 Dreamliners yang siap datang di 2015. Pesawat terbaru Boeing itu siap diterbangkan Malindo Airways ke Eropa.
Malindo Airways merupakan perusahaan patungan antara National Aerospace & Defence Industries (NADI) Malaysia bersama Lion Air.
NADI Group asal Malaysia telah memiliki perusahaan antara lain Airod, Airod Techno Power, Aerospace Technology System Corp dan SME Aerospace yang merupakan perusahaan jasa pemeliharaan pesawat, perbaikan dan produksi mesin, dan spare part pesawat.
Malindo Airways tengah memfinalisasi perizinan airport di Kuala Lumpur, KLIA2 (terminal 2 Kuala Lumpur). Rute utama Malindo Airways yakni antara Indonesia-Malaysia dan domestik seperti ke Sabah dan Sarawak.
(zul/hen)











































