Saat ini selain investor lama di proyek ini yaitu PT Jakarta Monorel, ada juga konsorsium monorel dari BUMN yang dipimpin oleh Adhi Karya.
"Cepetan-cepatan dua-duanya. Bareng-bareng. Duet-duet. Ngapain harus lama-lama? Ya, bener kok. Serius," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (20/12/2012)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya pengennya, semakin gede konsorsium, kekuatannya akan semakin besar. pendanaan akan semakin besar dan ini itu kan baru satu bulan, jangan dikejar-kejar. Ini sudah 20 tahun kenapa dibiarkan," katanya.
Meskipun Jokowi sudah mengetahui bahwa pihak Adhi Karya keberatan dengan adanya penggabungan dua konsorsium monorel. "Ya kalau menolak nanti kita putuskan. Ya memilih di antara keduanya," katanya.
Sebelumnya PT Adhi Karya Tbk bersikeras menggandeng 5 BUMN ketimbang swasta dalam pembangunan monorel kembali baru Jakarta, yang sempat terlantar tiang-tiangnya dalam beberapa tahun.
Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan mengatakan, alasan perseroan lebih memilih mitra dari BUMN karena berdasarkan pengalaman mangkraknya proyek monorel DKI selama ini.
Gubernur DKI Jakarta Jokowi memang meminta Adhi Karya dan Jakarta Monorel selaku pembangun monorel lama agar akur dalam membangkitkan kembali proyek monorel.
"Kami limitasi ekuitas, kami konsorsium. Penyediaan pendanaan. Ide bagaimana membantu memecahkan kemacetan. Pastinya, kita tidak bisa berkolaborasi dengan swasta, kalau kolaborasi dengan existing nggak berhasil (konsorsium Jakarta Monorel), masak kita mengulang lagi. Ini mandat dari teman-teman kemarin (pertemuan di konsorsium BUMN)," tambah Kiswo.
Terkait kepemilikan saham Adhi Karya di konsorsium Jakarta Monorel, Kiswo mengaku secara peraturan perusahaan kerjasama dengan Adhi Karya sudah berakhir.
Sementara hak pengelolaan tiang monorel yang mangkrak, akan diambil oleh Adhi Karya, karena pihaknya sebagai kontraktor belum dibayar dalam pengerjaan monorel lama, sehingga tiang itu akan dimanfaatkan kembali untuk pembangunan monorel Jakarta bersama konsorsium BUMN.
(hen/dnl)