Jelang Valentine, Penjual Bunga Mulai Perbanyak Stok

Jelang Valentine, Penjual Bunga Mulai Perbanyak Stok

- detikFinance
Rabu, 13 Feb 2013 13:52 WIB
Semarang - Puluhan pemilik kios bunga di pinggiran Jalan Dr Sutomo Semarang terlihat sibuk mempersiapkan barang dagangannya sejak pagi. Mereka bersiap menghadapi lonjakan pelanggan menjelang hari kasih sayang atau Valentine yang jatuh 14 Februari besok.

Salah satunya kios nomor 20 bernama Flamboyan milik Suinah (43). Puluhan mawar warna-warni tertata rapi di dua vas besar dari kaleng yang diletakkan di depan tokonya. Suinah mengatakan lonjakan pembeli biasa terjadi pada tanggal 12, 13, dan 14 Februari bertepatan dengan Valentine.

"Pembeli ada yang per tangkai dan rangkaian. Saat Valentine, yang laris adalah bunga mawar pink," kata Suinah sembari merapikan bunga-bunganya, Semarang, Rabu (13/2/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada hari biasa, lanjut Suinah, mawar yang terjual mencapai 100 hingga 150 tangkai, namun setiap kali menjelang Valentine, para pemburu bunga akan berdatangan hingga dalam tiga hari bisa menjual 900 hingga 1.000 tangkai lebih.

"Stok bunga kami tambah. Ini pagi tadi datang dan besok datang lagi. Biasanya seminggu hanya datang tiga kali, tapi sekarang bisa sampai empat kali," tandas wanita yang akrab dipanggil Maya itu.

Dengan memanfaatkan momen Vaelintine, Suinah dan penjual bunga lainnya sepakat untuk menaikkan harga. Mawar yang biasanya dijual Rp 5 ribu per tangkai, kali ini menjadi Rp 7,5 ribu hingga Rp 10 ribu per tangkai sesuai ukuran.

"Pelanggannya dari berbagai usia. Banyak juga anak-anak SMP yang masih berseragam datang ke sini," ujar Suinah.

Meski demikian, pembeli bunga untuk Valentine di kios bunga di Jalan Dr Sutomo dari tahun ke tahun semakin berkurang. Hal itu menurutnya disebabkan oleh semakin banyak penjual bunga terutama yang berjualan ke jalan saat menjelang Valentine.

"Sekarang ini saingannya banyak. Ada yang jual ke jalan juga," katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Kartini, pemilik kios nomor 10 Krisan. Menurutnya masa-masa Valentine 1989 hingga 1995 merupakan ladang subur dalam penjualan bunga. Saat itu dalam satu hari ia sanggup menjual antara 2.000 hingga 3.000 tangkai per hari saat jelang Valentine dengan harga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per tangkai.

"Itu zaman top-topnya, keuntungan Rp 7,5 juta gampang didapat. Tapi lama-lama menurun terutama tahun 1995 sejak mulai banyak demo," pungkas Kartini.

Baik Kartini, Suinah dan pedagang bunga mengaku bersyukur dengan adanya momen Valentine, mereka bisa menjual bungan mawar, lili, krisan dan edelweis lebih banyak dari hari-hari biasa. Bahkan menurut Suinah jika pembeli bisa datang lebih cepat maka akan mendapatkan mawar-mawar unik dari yang berwarna pink hingga doreng biru dan ungu.

"Kadang ada yang terselip mawar-mawar dengan warna unik. Pembeli yang tadinya ingin membeli mawar merah pasti langsung beralih ke mawar yang jumlahnya terbatas itu. Harganya tetap sama," tutup Suinah.

(alg/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads