Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama (Ahok) menyatakan akan membeli properti warga di Fatmawati yang menolak MRT dibangun melayang.
"Ini bukan masalah bisnis. Kalau Pak Ahok bilang harga properti di sini naik memang iya. Tapi ini bukan cuma urusan dompet, ini masalah semua warga di sini. Pedagang-pedagang," kata salah seorang anggota tim aksi penolakan MRT layang hari ini Darril kepada detikFinance di Pasar Blok A, Fatmawati, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti kebanyakan aksi-aksi yang lain, mereka pun berorasi bergantian orang per orang menyerukan penolakan terhadap MRT layang. Ada yang unik dan mencuri perhatian dalam aksi ini, terdapat Kardus besar yang mereka anggap sebagai simulasi besaran dan tinggi dari MRT nantinya.
"Bayangkan kalau kardus sebesar itu berada di tengah jalan," kata Darril.
Dia menambahkan, ini pembangunan MRT melayang bisa mengganggu kelangsungan usaha dari para pedagang-pedagang kecil di sekitaran jalur yang dilalui MRT tersebut. Alasan lain, karena kawasan ini dikhawatirkan akan menjadi kumuh melihat pengalaman infratsruktur melayang di Jakarta.
"Kita ini sudah 30 tahun tinggal di sini. Ini kita yang buat daerah kita sendiri begini. Nanti pedagang-pedagang bagaimana. Trotoar abis, orang yang mau belanja ke toko bagaimana?" tegasnya.
Jika pemerintah daerah tetap akan membangun MRT seperti yang direncanakan, mereka akan menempuh jalur hukum. "Kalau tetap akan dibangun. Kita akan demo lagi dan kita akan ke pengadilan," jelasnya.
Selain itu, di tempat yang sama, salah seorang tim penggerak aksi ini bernama Mahes menegaskan hal senada. Dia bahkan tidak setuju pembangunan MRT layang baik di bawah ataupun melayang, dengan alasan studi lingkungan yang tidak jelas. Namun, bila tetap akan dibangun, dia mengharapkan akan dibangun di bawah tanah.
"Kalau saya mau layang atau di bawah tetap nggak setuju. Tapi kita ingin di bawah," tuturnya.
(zul/dnl)