Bandung Bakal Punya Jaringan Kereta Listrik Padalarang-Cicalengka

Bandung Bakal Punya Jaringan Kereta Listrik Padalarang-Cicalengka

- detikFinance
Selasa, 04 Jun 2013 15:57 WIB
Jakarta - Kota Bandung, Jawa Barat bakal memiliki jaringan kereta listrik (KRL) menyusul kota-kota lainnya seperti di Jabodetabek dan Yogyakarta. Proyek ini diberi nama Bandung Urban Railway Transport Development dan Electrification Padalarang-Cicalengka Line Project.

Proyek elektrifikasi jalur kereta Padalarang-Cicalengka membutuhkan total dana sebesar Rp 1,71 triliun didanai dari pinjaman pemerintah Prancis sebesar US$ 157 juta. Bandung menjadi kota pertama dari proyek pinjaman Prancis untuk pengembangan perkretaapian di 6 kota di Indonesia.

"Nanti yang membangun ada kontraktor antara Prancis dan Indonesia. Kenapa di Bandung, karena Bandung salah satu kota terpadat di Indonesia," kata Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono usai penandatanganan kerjasama di Kantor Kementerian Perhubungan, Selasa (4/6/2013)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek ini akan dilaksanakan pada tahun 2013 dengan penyusunan AMDAL dan Tender Consulting Service, sedangkan tahun 2014 dilakukan Basic Design dan tender konstruksi, baru kemudian pada tahun 2015 dilakukan konstruksi fisik yang akan memakan waktu diperkirakan 30 bulan

Total proyek membutuhkan dana sebesar Rp 1,71 triliun dengan asusmsi US$ setara Rp 9.800, dengan rencana pembiayaan sebagai berikut: Mixed credit dari pemerintah Prancis terdiri dari pinjaman perbendaharaan Prancis sebesar US$ 100 juta dengan bunga pinjaman 2%/tahun dan pinjaman Agence Francaise de Development sebesar US$ 57 juta bunga pinjaman 5%/tahun. Sehingga totalnya menjadi US$ 157 juta setara Rp 1,54 triliun.

Ajuga juga rupiah pendamping sebesar US$ 18 juta setara dengan Rp 176 miliar. Total masa pinjaman utang ini mencapai 20 tahun.

Bandung Urban Railway Transport Development dan Electrification Padalarang – Cicalengka Line Project, meliputi:



  • Pembangunan sistem elektrifikasi dan peningkatan track eksisting pada jalur Padalarang – Bandung – Gedebage sepanjang 24 Km.
  • Pembangunan jalur ganda KA Kiaracondong – Gedebage dan peningkatan track eksisting sepanjang 5 Km.
  • Pengembangan sistem persinyalan dan sistem telekomunikasi yang ada untuk elektrifikasi Listrik Aliran Atas (LAA) dan double track.
  • Pembangunan elevated track/viaduct sepanjang 4,1 Km di pusat kota Bandung.

Selama ini koridor Padalarang – Cicalengka memiliki panjang lintasan 42 Km. Dari total 42 Km, sepanjang 20 Km sudah jalur ganda, menggunakan sinyal elektrik, sinyal relay dengan track circuit DC. Sedangkan 22 Km lagi merupakan jalur tunggal dengan sinyal mekanik.

Pada bulan Desember 2011 telah diselesaikan Feasibility Study Tahap I dan pada bulan Februari 2013 diselesaikan Feasibility Study Tahap II. Dengan selesainya program ini, nantinya jalur KA antara Padalarang – Gedebage akan menjadi jalur ganda dan telah elektrifikasi LAA.

Diharapkan dari program pembangunan Bandung Urban Railway Transport Development, Electrification Padalarang-Cicalengka Line:



  • Meningkatkan kualitas transportasi pada jalur Padalarang – Cicalengka.
  • Memperbaiki akses antar kota Bandung dan sekitarnya.
  • Mengurangi dampak polusi lingkungan dari emisi gas buang kendaraan darat.
  • Mendukung konversi/penghematan energi yang tidak dapat diperbaharui (BBM) dengan menggunakan listrik untuk kereta api jarak pendek di wilayah operasi Bandung
  • Mengurangi kemacetan di wilayah Bandung dan sekitarnya.

Dengan pembangunan Bandung Urban Railway Transport Development, Electrification Padalarang-Cicalengka Line nantinya masyarakat Bandung dan sekitarnya yang selama ini menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilisasi diharapkan beralih menggunakan transportasi kereta api sehingga pada gilirannya kepadatan/kemacetan di jalan raya khususnya di wilayah Bandung dan sekitarnya dapat diatasi dengan pembangunan infrastruktur perkeretaapian ini.

Hari ini Pemerintah Perancis dan Indonesia melakukan penandatangan Financial Protocol dilakukan oleh Duta Besar Perancis, Corinne Breuze; untuk Implementation Agreement dilakukan oleh Director of Institutional Activities – Natixis, Bernard Lemperiere; serta untuk penandatangan Credit Facility Agreement dilakukan oleh Indonesia Country Director - Agence Francaise De Developpement/AFD, Vincent Rousset.

Penandatangan dokumen perjanjian tersebut disaksikan oleh Menteri Perhubungan RI, Evert Ernest Mangindaan dan Menteri Perdagangan Luar Negeri Perancis, Nicole Bricq.



(hen/dnl)