Sri Mulyani: Capai Pertumbuhan Tinggi Butuh Investasi

Sri Mulyani: Capai Pertumbuhan Tinggi Butuh Investasi

- detikFinance
Kamis, 21 Okt 2004 13:52 WIB
Jakarta - Menneg PPN/Kepala Bappenas Sri Mulyani menegaskan perlu perbaikan iklim investasi di Indonesia jika pemerintah ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan infrastuktur yang memadahi. Pasalnya pemerintah tidak mungkin terus-menerus menggantungkan pertumbuhan pada konsumsi."Syaratnya harus ada faktor penggerak. Faktor penggerak pertumbuhan ekonomi ada tiga yakni fiskal, konsumsi dan investasi. Kalau kita lihat dari sisi fiskal nampaknya dengan utang yang masih besar dan alokasi subsidi yang besar membuat ruang geraknya menjadi terbatas padahal kita ingin fiskal menjadi sehat," kata Sri Mulyani usai sertijab dari Kwik Kian Gie di Gedung Bappenas, Jl Taman Suropati, Jakarta, Kamis (21/10/2004).Menurutnya dengan fiskal yang sehat akan memberikan arahan apa yang bisa dilakukan dari sisi makro. Jika pertumbuhan ekonomi hanya mengandalkan konsumsi saja tidak akan bisa berlansung lama karenanya pertumbuhan harus ditunjang oleh investasi."Telah banyak orang yang mengatakan bahwa iklim investasi di Indonesia tidak baik. Jadi saya rasa kalau ingin tumbuh tinggi Indonesia harus memperbaiki iklim investasinya," ujar mantan Direktur LPEM UI ini.Menanggapi pernyataan Menko Perekonomian Aberizal Bakrie bahwa pemerintah akan menggerakan sektor riil secara lebih optimal, Sri Mulyani mengatakan untuk menggerakan sektor riil tidak selalu menggunakan fiskal tapi bisa menggunakan berbagai cara misalnya investor mencari sumber dana sendiri dari pasar modal."Jadi untuk pergerakan sektor riil itu diperlukan suatu ikim investasi yang baik. Itu tidak selalu diindikasikan fiskalnya menjadi tidak prudent karena seluruh struktur kebijakan ekonomi hanya bisa berjalan lama kalau itu ditunjang oleh stabilitas makro," katanya.Bahwa stabilitas makro tidak akan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi diakui Sri Mulyani tidak salah. Namun yang penting bukan berarti pemerintah tidak memerlukan stabilitas makro karena pemerintah bisa mencapainya sambil memperbaiki iklim investasi. (san/)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads