2 Bulan Tak Beroperasi, Produksi Freeport di Papua Bakal Meleset

2 Bulan Tak Beroperasi, Produksi Freeport di Papua Bakal Meleset

- detikFinance
Selasa, 09 Jul 2013 13:00 WIB
Jakarta - Sejak insiden runtuhnya lokasi tambang PT Freeport Indonesia di Papua pada 14 Mei 2013 lalu, genap dua bulan tambang tersebut tidak beroperasi. Akibatnya produksi tambang tidak mencapai target yang ditentukan.

"Perkiraan kami produksi ada sekitar 20% di bawah target yang ditentukan, artinya hanya mencapai 80% dari target," ucap Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/7/2013).

Rozik mengatakan, selama dua bulan lebih Freeport berhenti beroperasi karena insiden runtuhnya lokasi tambang yang menewaskan 28 korban jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini ada bulan berhenti beroperasi, sementara untuk lokasi tamban underground (bawah tanah) jika berhenti beroperasi, maka akan lambat untuk kembali mencapai kapasitas desain, lain dengan tambang permukaan dalam beberapa hari bisa normal praktis, kemungkinan untuk tambang bawah tanah satu-dua bulan baru bisa normal," ungkapnya.

Kata Rozik, target produksi Freeport tahun ini sebesar 220.000 ton bijih, setelah kembali beroperasi produksinya saat ini hanyasekitar 160.000-170.000 ton bijih.

"Selama ini produksi bijih Freeport 70% berasal dari tambang permukaan sedangkan 30% berasal dari tambang bawah tanah," ujar Rozik.

(rrd/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads