Menunggu Radio Control Beradu Di PON

Geliat Pehobi Radio Control

Menunggu Radio Control Beradu Di PON

- detikFinance
Jumat, 23 Agu 2013 11:55 WIB
Aditya Sanjaya (Foto: Hidayat Setiaji/Detikcom)
Jakarta - Radio control atau RC adalah hobi yang lebih banyak diminati orang-orang dewasa ketimbang anak-anak, meski pesawat, mobil, ataupun tank yang dioperasikan dengan pengontrol jarak jauh, bisa disebut sebagai mainan.

Di Indonesia, kebanyakan pehobi RC sudah termasuk pehobi STW alias setengah tua. Mereka sudah menekuni hobinya sejak belia. Contohnya Aditya Sanjaya.

Pria 40 tahun ini sudah menggandrungi RC sejak 20 tahun yang lalu. Ayah tiga anak ini termasuk pentolannya klub Asosiasi Radio Model Mobil Indonesia (ARMMI). “Saya mulai main RC sejak SMP, tahun 1980-an. Mungkin karena saya senang dengan dunia otomotif,” kata Adiya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai pehobi, Aditya tak tanggung-tanggung. Dia sudah berkeliling dunia untuk mengikuti berbagai ajang balap RC. Tak hanya sebagai pemain, dia pun pernah menjadi Race Director sampai wasit pertandingan. Namanya cukup moncer di antara pehobi RC.

“Saya sudah keliling dunia. Sudah pernah sampai Brasil, Dubai, Amerika Serikat, Australia, dan Paris. Kalau ASEAN sering,” ujar Aditya.

Aditya juga merupakan ketua yayasan Jakarta International Twin Circuit, lembaga yang mengelola sebuah lintasan balap RC di bilangan Senayan. Menurutnya, hobi RC, khususnya untuk balapan, membutuhkan ketelitian dan keahlian tinggi. Bahkan, dinilainya lebih rumit ketimbang balapan mobil betulan.

“Parameter setting untuk balap RC jauh lebih banyak dibandingkan kejuaran mobil sungguhan. Untuk ban, harus memilih antara paing keras sampai paling lunak. Lalu per shockbreaker, dari paling keras sampai paling lunak. Belum lagi oli di shockbreaker, dari paling encer sampai paling kental. Masih banyak lagi yang harus di-setup,” papar Aditya.

Selain performa mobil, kondisi lintasan juga harus dicermati. “Setiap track, setiap kondisi cuaca, membutuhkan setting yang berbeda,” tutur Aditya.

Aditya bilang, perawatan mobil RC sebenarnya tidak terlalu rumit. Hanya perlu mengganti beberapa komponen yang biasanya aus setelah balapan. “Misalnya gear atau belt, biasanya diganti setelah 2-3 kali balap. Ini karena RC memiliki rpm tinggi, sampai 14 ribu. Kecepatannya pun bisa sampai 125 kilometer/jam,” katanya.

RC identik dengan hobi yang mahal. Tapi buat Aditya itu relatif. Jika bermain RC hanya untuk senang-senang, dia mengatakan butuh dana awal sekitar dua juta. Namun jika bermain untuk balapan, tentu butuh dana yang lebih besar.

Oleh karena itu, Aditya menyarankan bagi yang ingin terjun ke hobi ini untuk menentukan orientasi terlebih dahulu. Dia sendiri sudah menghabiskan lebih dari Rp 100 juta untuk menekuni hobi itu.

Satu ambisi Aditya yang belum kesampaian adalah memasukkan RC ke dalam cabang olahraga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga Nasional (PON), menyusul pesawat model alias aero-modelling.

“Sudah ada langkah ke sana, tetapi ada beberapa persyaratan teknis yang belum terpenuhi seperti adanya kepengurusan di tingkat daerah. Kami masih bertahap ke arah sana,” kata Aditya.


(DES/DES)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads