Di dalam mal? Yup bro. “Kami adalah satunya toko skuter di mal, dan satu-satunya yang bisa membuat motor bisa masuk mal,” kata Ario Daru, manajer toko Scooterpack itu, seraya terkekeh.
Si pemilik Vespa yang 'seenaknya' masuk mal itu rupanya ingin mengganti beberapa aksesoris Vespa yang banyak dijajakan di Scooterpack. Mulai dari helm berbentuk klasik, sarung tangan, bumper, bagasi belakang, dan sebagainya ada di situ. Termasuk pernak-pernik dengan logo Vespa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ario bilang, Scooterpack mulai mangkal di pusat perbelanjaan di Senayan itu pada 2011. Awalnya, Scooterpack merupakan sebuah dealer Vespa di Bogor. “Sejak 2009 di Bogor, setelah itu baru 2011 di sini,” ujar Daru.
Menariknya, seluruh barang yang dijual di Scooterpack adalah hasil impor langsung dari Italia. Tujuannya supaya tak bikin ribet penggila Vespa di sini. Soalnya, dulu, minimal penggemar Vespa harus terbang ke Singapura untuk mendapatkan aksesoris yang asli.
“Rata-rata dulu anak-anak komunitas belanja di Singapura. Kami mempermudah customer, supaya tidak perlu ke luar negeri,” kata Ario.
Saban hari Scooterpack mampu meraih omset sekitar Rp 10 juta. Dalam sebulan, pemasukannya antara Rp 250 juta – Rp 300 juta. Produk yang paling laku adalah pernak-pernik dan aksesoris untuk Vespa tipe LX dan S.
Adapun penggemar Vespa usianya terentang panjang. Vespa klasik umumnya digilai pehobi yang lebih senior, meski ada juga anak-anak muda yang menyukainya. Sedangkan anak-anak muda lebih menyukai generasi terbaru Vespa yang sudah banyak beredar di sini.
Daru sendiri juga penggemar Vespa. Dia menyukai sepeda motor 'berpinggul' lebar itu lantaran unik dan nafas produksinya terbilang panjang. Vespa dari produksi 1940 sampai yang teranyar masih wara-wiri.
Mahalkah hobi yang satu ini? Ario membenarkan. Apalagi untuk Vespa yang completely built up dari Italia. Tapi dia yakin, pasar Vespa tidak akan mati. Pehobi Vespa terbilang loyal, dibandingkan dengan pemakai sepeda motor merek lain.
Ario yakin, Vespa punya prosepek cerah sebagai bisnis yang mendatangkan untung, tak hanya bagi pabrikan, tapi juga pemilik toko-toko aksesoris dan suku cadang seperti dirinya.
(DES/DES)