Dia mengakui, dalam beberapa tahun terakhir perekonomian Indonesia sedang mengalami turbulensi, namun hal itu bisa diantisipasi dengan pengelolaan utang baik yang dilakukan dunia usaha maupun pemerintah.
"Situasi ekonomi saat ini lebih baik dari tahun 2008. Untuk menghindari turbulence kita nggak bisa tapi setidaknya mengurangi volatility. Jangan terlalu banyak pinjaman. Dunia usaha juga kalau terlalu banyak pinjaman, pemerintah juga gitu dunia juga gitu jangan terlalu banyak utang jadi kita bisa memperkuat diri untuk menjaga keuangan," kata Mirza saat ditemui di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Senin (23/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dunia itu terus ada tantangan untuk stabilitas, jadi kita harus waspada dan disiplin, regulator dan pemerintah harus disiplin," ujarnya.
Namun, kata dia, kondisi ekonomi yang tidak kondusif saat ini memang dialami semua negara tidak hanya negara-negara emerging market.
"2008-2009 ekonomi dunia bangkrut, ekonomi di AS dan Eropa juga di negara-negara emerging market. Jadi situasi ekonomi global memang seperti itu tapi kita masih optimis tapi kita harus gimana membawa makro kita menjadi konfiden," terangnya.
Mirza berharap ke depannya Indonesia mampu membuktikan kepada dunia jika negara Indonesia bisa mandiri.
"Kita harus menentukan bahwa kita bisa mengatur CAD dan defisit fiskal. Kita harus tunjukan ke dunia tentang bagaimana melakukan solusi ekonomi kita," kata Mirza.
(drk/ang)