"Di negara Malaysia itu, sebanyak 80% pekerja konstruksinya berasal dari Indonesia. Mereka biasanya digaji 30 ringgit/hari," ungkap Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum Hediyanto Husaeni di Gedung Balai Pelatihan Konstruksi dan Pelatihan Jalan Suratmo, Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2013).
Secara umum menurut Hediyanto, para pekerja konstruksi asal Indonesia sudah banyak dikenal dunia. Hal ini karena para pekerja dikenal cekatan serta berani terutama membangun gedung bertingkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk terus meningkatkan kualitas para pekerja konstruksi di Indonesia, pemerintah terus melakukan edukasi dan sertifikasi para pekerja serta membuat database. Database penting sebagai alat kontrol negara serta untuk melindungi para pekerja konstruksi.
"Tahun ini ada 6,9 juta orang tenaga kerja konstruksi tetapi yang terampil itu hanya 4,6 juta. Kita punya program untuk sertifikasi untuk diberikan edukasi sekarang baru tercapai 400.000 orang. Lalu kita membuat database para pekerja agar semua pekerja bisa dikontrol dan membantu para pekerja. Ini tugas pemerintah membangun data base yang berbasis tidak hanya pekerja konstruksi tetapi semua pekerjaan," jelasnya.
(wij/dnl)