Di ibu kota, para penggemar mobil ini berkumpul dalam wadah Jakarta Morris Club. Usia perkumpulan ini sudah lebih dari 20 tahun sejak pendiriannya pada 23 Agustus 1993.
"Anggota kami sudah lebih dari 200 orang. Namun yang benar-benar aktif mungkin 50-60 orang," kata Aria Aradhea, salah seorang pengurus Jakarta Morris Club.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Mayoritas pemberitaan memang Mini dengan berbagai tipe, seperti Mini Cooper, Mini Van, Mini Clubman, dan sebagainya dibandingkan mobil Morris lainnya seperti Morris Minor atau MG. Ini karena terbanyak yang dimiliki anggota adalah Mini,” papar Aria.
Biasanya, Jakarta Morris Club rutin menggelar pertemuan sebulan sekali setiap hari Minggu pertama. Selain itu tidak jarang pula komunitas ini melaksanakan bakti sosial seperti donor darah setiap tiga bulan sekali.
Menariknya, ternyata tidak semua anggota Jakarta Morris Club memiliki mobil Mr Bean ini. "Ada yang belum punya, mereka tertarik saja dengan keunikan Morris. Namun karena banyak interaksi akhirnya terpengaruh dan akhirnya membeli juga," ujar Aria.
Peminat mobil Morris, lanjut Aria, terus bertambah. "Ini memang mobil klasik. Selain itu, keluarnya sejumlah seri terbaru, utamanya MINI, membuat image Morris lebih terangkat," katanya.
Aria sendiri sudah menggemari mobil Morris sejak 1997, ketika itu dia mendapatkan MINI Cooper pertamanya. Pria berusia 30 tahun ini menilai Morris merupakan mobil unik dan berkarakter.
"Pokoknya tidak sama dengan mobil-mobil lainnya. Morris itu kecil, tapi bandel dan kencang," kata Aria, yang sehari-hari bekerja sebagai pengajar di salah satu perguruan tinggi negeri.
Perawatan mobil Morris, tambah Aria, hampir sama dengan mobil pada umumnya. "Yang rutin paling cek oli, radiator, ban, dan sebagainya. Satu yang harus diingat, semakin sering dipakai kemungkinan trouble semakin kecil," tuturnya.
Aria tidak menampik ketika ditanya apakah mobil Morris termasuk hobi yang mahal. "Benar nggak benar sih. Spareparts-nya memang mahal, karena langsung diimpor dari Inggris. Tapi kalau dari awal mobil sudah dirawat dengan baik, biaya maintenance-nya akan minim," paparnya.
Bagi pemula yang ingin memulai hobi mobil Morris, Aria menyebutkan perlu dana sekitar Rp 120-130 juta. Dana tersebut terdiri dari Rp 60 juta untuk membeli mobil dengan keadaan bagus dan Rp 60-70 juta untuk perawatan dan modifikasi awal.
Oleh karena itu, Aria menyarankan mobil Morris sebagai hobi yang harusnya ditekuni oleh mereka yang sudah menjadi penggemar otomotif. "Kalau benar-benar pemula sebaiknya jangan main di Morris dulu, nanti kaget. Spareparts-nya mahal-mahal," ucapnya.
Namun meski merupakan hobi yang mahal, mobil Morris merupakan investasi menjanjikan. Setiap tahunnya, Aria mengatakan harga jual kembali mobil ini bisa naik Rp 2-5 juta.
Aria sendiri berpengalaman menjual salah satu mobil Morris miliknya dengan harga yang bagus. "Pada 2004 saya membeli dengan harga Rp 40-45 juta. Enam tahun kemudian saya jual sudah Rp 120 juta," ungkapnya.
(hds/dnl)