Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan pengembangan buah tropik oleh PTPN VIII, selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga menyasar pasar ekspor seperti China dan Singapura.
"Ini importir beli dari Singapura tapi target kita banyak ekspor ke China yang penduduknya 1,3 miliar orang. Itu perlu buah tropik," kata Dahlan saat acara pengiriman buah tropik pertama ke Singapura di perkebunan Subang, Jawa Barat, Jumat (6/12/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maksud saya mencari negara untuk ekspor buah tropik. Keunggulan kita untuk buah tropik nggak digunakan. Masa pisang impor, negara kita impor banyak. Nanti kita ekspor buah tropik," jelasnya.
Dengan program 'revolusi orange' yakni menaman buah tropik di dalam negeri. Setidaknya BUMN mampu menaikkan angka ekspor dan mengurangi defisit neraca perdagangan.
"Nanti 18.000 hektar kita bisa imbangi (kontribusi terhadap neraca perdagangan). Nanti ekonomi kita maju terus tapi ekspor kita kurang, impor tambah. Krisis sekarang teratasi. 5 tahun krisis lagi setelah krisis selesai, tidak kumat lagi dengan ekspor digalakkan," terangnya.
Di tempat yang sama, Dirut PTPN VIII Dadi Sunardi menjelaskan nantinya komposisi perkebunan buah yang ditanam perseroan yakni 3.000 hektar ditanam buah durian, 3.000 hektar manggis, 2.000 hektar, 10.000 hektar pisang.
Saat ini, PTPN VIII telah menaman 4.017,02 hektar buah yang terdiri dari buah pisang, papaya, manggis, durian alpukat. Buah tropik juga diproyeksi menjadi sumber pendapatan utama perseroan ke depan.
"Kita tanam 18.000 hektar hingga 2017. Komposisinya dominan pisang. Nanti 3.000 hektar durian, 3.000 hektar manggis, 2.000 hektar pepaya, sisanya fokus pisang. Dia cepat menghasilkan karena return bisa cepat," kata Dadi.
(feb/hen)