Ikan Mujair Kembali ke Laut? Orang Papua Punya Bisa

Ikan Mujair Kembali ke Laut? Orang Papua Punya Bisa

- detikFinance
Jumat, 06 Des 2013 14:03 WIB
Jakarta - Keramba-keramba kayu berukuran rata-rata sekitar 6x4 meter berjejer teratur di bibir telaga Dukumbro di selatan Desa Tabla Nusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura, Papua. Telaga seluas sekitar 100 ribu meter persegi itu terhubung langsung dengan lautan melalui sebuah saluran besar, yang pada saat air pasang mengalirkan air laut ke sana.

Petani keramba adalah profesi lain warga Tabla Nusu, yang mayoritas adalah nelayan. Tapi yang unik dari keramba itu adalah ikannya. Bukan ikan bandeng atau ikan laut lainnya. Warga Tablanusu itu membiakkan ikan mujair yang bisa hidup di air asin.

Seakan tak percaya. Tapi begitu mengamati ikan-ikan yang hidup di dalam keramba itu dari dekat, memang benar kebanyakan adalah ikan mujair, dari warnanya yang kehitaman dengan corak di tubuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Efraim Kawae, seorang nelayan di desa yang dihuni sekitar 111 Kepala Keluarga itu, juga mengkonfirmasi bahwa ikan-ikan itu adalah mujair. "Ada nila juga," katanya, menunjuk beberapa ekor ikan berwarna keemasan, seperti ikan mas.

Mujair adalah ikan yang populer di Papua. Menu mujair bakar atau lalapan mujair sangat mudah ditemukan di berbagai rumah makan di kawasan Sentani sampai ke Jayapura. Tapi ikan mujair dari air asin, tak banyak kisahnya di sana.

Efraim bilang, desa mereka adalah satu dari sedikit kawasan yang mengembangkan perikanan mujair air asin di Papua. Pengembangan mujair di air asin dimulai sejak 2010. Ikan-ikan mujair terlebih dahulu dipelihara di tepi telaga yang kadar garamnya lebih rendah, karena merupakan muara sunga-sungai kecil dari pegunungan.

Setelah beberapa bulan, mujair kemudian dipindahkan ke lokasi yang kadar garamnya lebih tinggi. "Ternyata mereka bisa hidup dan berkembang biak dengan cepat," kata Efraim. "Sekarang keturunannya tak perlu lagi diadaptasi seperti induk-induknya, mereka sudah jadi ikan air asin."

Sejarah ternyata mencatat, ikan mujair memang sejatinya adalah ikan air asin yang spesiesnya berasal dari kawasan Afrika. Di Indonesia, ikan ini pertama kali dibudidayakan di air tawar oleh seseorang bernama Iwan Muluk alias Mbah Moedjair di Blitar, Jawa Timur, pada 1936. Dari namanyalah ikan ini disebut sampai kini.

Orang Papua di Tabla Nusu, seperti 'memulangkan' ikan-ikan mujair itu ke habitat aslinya, di air asin.

(DES/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads