Wakil Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro menilai tidak tepat menjadikan Karawang sebagai kawasan industri. Karena harusnya Karawang dibiarkan sebagai wilayah pertanian.
"Konsentrasi ekonomi di Jakarta itu makin besar. Semua pergerakan industri sekarang di Karawang. Pabrik ini dan itu dibangunnya di Karawang. Coba Karawang itu tidak jadi kawasan industri, barangkali produksi padi kita bagus," ungkap Bambang di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/12/2013)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karawang itu juga masalahnya, kan dulu itu lumbung padi. Nah ini kita dilema, di satu sisi kita butuh industri yang cukup, di sisi lain kita butuh ketahanan pangan. Kan akhirnya trade off (pertukaran) masing-masing," jelasnya
Bambang menilai, harus ada arahan untuk mengalihkan investasi industri ke kota lain seperti Surabaya. Agar Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia juga ikut berkembang.
"Industri tadi kenapa nggak di Surabaya saja? Karena terlalu konsentrasi di Jakarta, akhirnya kota-kota di sekitar Surabaya, Sidoarjo, Gresik masih kurang pertumbuhannya dibanding Karawang, Bekasi, Tangerang untuk industri. Akhirnya Surabaya tertinggal dari Jakarta," papar Bambang.
Bambang berharap ada perbaikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk mengarahakan kawasan industri. Tujuannya agar ada pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Lebih baik lagi diarahkan keluar Jawa.
"Ini harus masuk RPJMN untuk Presiden baru," ucapnya.
Seperti diketahui, banyak investor Jepang yang saat ini sedang fokus untuk menanamkan investasinya membangun industri di Karawang. Jepang berniat menempati 3.000 hektar lahan kawasan industri baru di Karawang untuk industri otomotif, komponen, elektronik, IT, dan permesinan.
Kawasan ini akan ditunjang dengan pembangunan pelabuhan laut Cilamaya. Menurut Menteri Perindustrian MS Hidayat, proyek raksasa pelabuhan Cilamaya tak akan mencaplok sawah produktif.
Pelabuhan Cilamaya dibangun karena pihak Jepang enggan berbisnis lewat pelabuhan Tanjung Priok, mengingat kemacetan lalu lintas di ibu kota. Masterplan maupun studi kelayakan Cilamaya sudah tuntas dan saat ini sedang berlangsung supplemental study. Pelabuhan ini diharapkan akan meningkatkan kapasitas ekspor Indonesia dan menarik investasi asing.
(mkl/dnl)