Sesuai data Kementan hingga 2013 dari 1.500 hingga 2.000 perusahaan sawit, hanya ada 5 perusahaan yang mengikuti program integrasi sapi sawit.
"Perusahaan yang melakukan integrasi sapi sawit itu nggak banyak baru 5 dari 1.500 hingga 2.000 perusahaan kelapa sawit. Tetapi kan begini, kalau mau menerapkan apa tujuannya. Kalau pelosok melakukan ini susah juga tidak mudah," ungkap Direktur Tanaman Tahunan Kementan Herdrajat saat berdiskusi kinerja akhir tahun di Gedung C Kantor Pusat Kementan, Jakarta Selatan, Jumat (3/1/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu angka sementara jumlah luas areal perkebunan kelapa sawit terus bertambah. Di tahun 2012, jumlah lahan kelapa sawit sebanyak 9,074 juta hektar. Sedangkan estimasi angka luas lahan di tahun 2013 mencapai 9,149 juta hektar.
"Integrasi sawit sapi juga sebenarnya bisa menyehatkan kebun karena limbah bisa diolah menjadi pupuk dan biogas," imbuhnya.
Dirjen Perkebunan Kementan juga tidak tinggal diam. Pihaknya akan duduk bersama dengan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk membahas aturan penegasan sistem integrasi sapi sawit. Di satu sisi pihaknya juga akan mengembangkan program serupa secara mandiri dengan menggunakan dana APBN.
Saat ini, menurutnya Dirjen Perkebunan tahun ini ada 17 unit integrasi sapi sawit yang akan diimplementasikan di 12 provinsi program ini sudah dilakukan sejak tahun 2007.
"Kita bentuk tim kecil antara dirjen perkebunan dan dirjen peternakan. Itu dimodalkan APBN 50 ekor sapi, dikasih fasilitas dan kebun," tuturnya.
Ia berharap dengan adanya ini banyak pihak yang berminat. "Kita launching program ini di Kotawaringin Barat, Bupatinya akan menjadi percontohan Sapi Sawit di Indonesia. Di Sumatera sudah ada PTPN V yang sudah berhasil. Pedoman ditandatangani Menteri. Sedang kita draft," katanya.
(wij/hen)











































