Tapi masyarakat Iran rupanya menyukai makanan cepat saji sama seperti masyarakat di negeri asal makanan itu. Maka lahirlah gerai-gerai makanan cepat saji ala Amerika. Menu, ciri, sampai nama restorannya pun mirip-mirip.
Holly Dagres, seorang pengamat Timur Tengah, pernah mengumpulkan foto dan informasi mengenai makanan cepat saji yang tumbuh bak jamur di musim hujan di Iran. Dia mendapati ada sembilan restoran yang meniru atau mencaplok mentah-mentah nama dan menu restoran asal Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
McDonald's sudah punya gerai di 120 negara, kecuali Iran. Jadi, orang Iran pun bisa berimprovisasi dengan nama Mash Donald's. Selain menyajikan burger, juga menyediakan hotdog.
Raees Coffee adalah gerai kopi yang berdiri dengan logo mirip Starbucks. Kafe ini juga menjual kopi, kue-kue ringan, serta crepes. Kabarnya, Starbucks pernah hendak menggugat Raees Coffee, tapi gagal.
Yang terekstrim dilakukan pemilik restoran Subway di Motel Ghoo, di utara Iran. Restoran ini menyajikan proses pembuatan roti lapis yang sama persis dengan restoran Subway di AS. Motto “Eat Fresh” juga dipakai.
Sebanyak 400 outlet Subway di AS memang dimiliki seorang imigran asal Iran, Ali Saifi. Tapi restoran Subway di Iran itu tak ada hubungannya dengan Subway di negeri asalnya.
Contoh lain adalah Baskin-Robbins. Dagres mendapati ada 31 rasa es krim di sana, juga dengan bentuk mangkok dan sendok yang sama. Tapi kualitas es krimnya disebut lebih baik ketimbang yang asli. “Soalnya mereka memakai es krim Italia,” kata Dagres kepada sindikasi berita NPR.
Relasi yang kurang baik antara AS dan Iran memang membuat restoran cepat saji di Amerika tak bisa membuka cabang atau waralabanya di Iran. Tapi kesan orang Iran akan makanan barat tak bisa dikesampingkan begitu saja. Inilah yang melahirkan peniruan.
Kelak, menurut kesimpulan NPR, ini akan menjadi persoalan, kalau hubungan AS dan Iran membaik. Tapi kapan membaik?
(DES/DES)