Seperti dikutip dari kantor berita BBC, The Beatles masih merupakan sebuah ikon pencetak uang kelas wahid. Jumlahnya belum ada yang bisa memastikan, karena menjadi rahasia perusahaan dan tentunya kantor pajak. Namun diperkirakan nilainya mencapai jutaan Poundsterling.
Setelah bubar, pembagian keuntungan terkait penggunaan hak cipta The Beatles cukup rumit. Pemasukan dibagi-bagi ke perusahaan, anggota, dan keluarga mereka. Perusahaan yang memegang hak cipta terhadap image The Beatles adalah Apple Corp, sementara Sony ATV berhak atas musik dan lirik sedangkan EMI Group berhak atas produk rekaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masih larisnya The Beatles tentu menyebabkan kekayaan para mantan personil atau keluarga mereka bertambah. Paul McCartney, misalnya, pada 2008 diketahui memiliki total kekayaan senilai 450 juta poundsterling atau sekitar Rp 9 triliun. Pada 2012, kekayaan McCartney bertambah menjadi 515 juta poundsterling atau lebih dari Rp 10 triliun. Selain dari hak cipta atas image, lagu, dan album The Beatles, McCartney pun masih aktif bermusik.
Kemudian Olivia Harrison, janda mendiang George Harrison, dan putranya Dhani diperkirakan memiliki kekayaan senilai 180 juta poundsterling (Rp 3,6 triliun). Lalu John Lennon yang asetnya dikelola istrinya, Yoko Ono, diperkirakan memiliki kekayaan mendekati 200 juta pounsterling (Rp 4 triliun).
Tidak hanya musik yang menjadi mesin uang The Beatles. Permainan monopoli, es krim Ben & Jerry, dan lain-lain juga memberi keuntungan finansial, selama mereka menggunakan image Lennon dkk.
Meski begitu, musik masih merupakan penghasil fulus yang utama bagi The Beatles dan belum ada tanda-tanda penurunan. Generasi muda pun semakin banyak yang menjadi Beatlemania. Jadi tidak perlu heran jika album-album The Fab Four masih akan terus didaur ulang pada tahun-tahun mendatang.
(hds/DES)