Model Senior: Ada Sisi Gelap Di Balik Glamor

Serikat Pekerja Bagi Si Cantik (3)

Model Senior: Ada Sisi Gelap Di Balik Glamor

- detikFinance
Senin, 20 Jan 2014 13:54 WIB
Donna Eller (Foto: Model Alliance)
Jakarta - Aliansi Model bukanlah serikat pekerja modeling yang pertama. Pada 1995 ada Models Guild yang didirikan oleh Donna Eller, seorang model dari agensi Wilhelmina saat itu.

Eller mendirikan Models Guild di tengah perjalanan karirnya yang sedang moncer. Tapi selama 10 tahun berkarir, Eller mendapati bahwa para model di industri ternyata jauh dari berbagai proteksi yang dinikmati pekerja yang tak glamor seperti mereka.

“Selama karir ini, saya melihat ada banyak yang hilang dari profesi ini,” kata Eller, tak jauh dari perhelatan fashion di New York, tak berapa lama setelah dia mendirikan Models Guild. “Agensi tak menyediakan asuransi kesehatan, gigi, pensiun, asuransi jiwa, dan kompensasi lainnya.”

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Eller saat itu, glamornya dunia modeling itu menutupi fakta sebenarnya. "Jangan melihat dunia model dari bayaran US$ 1.500 per sesi (waktu itu) tapi jam kerja 12 jam lebih sehari. Belum lagi ada agensi nakal yang menjerumuskan model-modelnya ke dunia prostitusi dan narkotika," katanya.

Models Guild saat itu memilih Amie Bongay sebagai presiden pertamanya. Bongay adalah mantan model berkebangsaan Sierra Leone. “Di balik yang glamor, ada sisi gelap dari profesi ini,” kata Bongay. “Tujuan kami adalah melindungi mereka.”

Pada 1995, hanya beberapa saat setelah peluncurannya pada Agustus, lebih dari 1.000 model mengirimkan aplikasi untuk bergabung. Begitu juga make-up artis dan fotografer. Kebanyakan dari New York.

Organisasi ini bahkan disokong oleh serikat buruh besar yang menyerukan persatuan para model. Tapi umur organisasi ini tak panjang. Ia mandek gara-gara banyak model yang khawatir agensi akan mem-blacklist mereka kalau berhubungan dengan serikat pekerja itu.

Eller kini menetap di Los Angeles dan meninggalkan dunia model yang telah ditekuninya selama 20 tahun lebih. Kini dia bekerja di bidang real estate. Ketika Aliansi Model lahir, Eller termasuk salah satu eks model yang mendukungnya.

Tapi tantangan yang kurang lebih sama juga dialami Sara Ziff dan Aliansi Model. Ziff yang juga pernah menjadi model Tommy Hilfiger dan Stella McCartney ini mengatakan apa yang diperlukan para model sangat sedikit diperhatikan.

“Komentar umum yang sering kami dengar adalah: 'Anda itu dibayar untuk terlihat cantik, tutup mulut saja. Anda tak punya pekerjaan nyata,'” kata Ziff. Tapi dia bilang, modeling adalah pekerjaan yang nyata sehingga perlu diberikan perlindungan dasar seperti pekerja lainnya.

“Dan penting untuk Anda sadari bahwa ini adalah industri yang banyak melibatkan anak-anak, berusia mulai 14, 15, dan 16 tahun,” kata Ziff. Mereka, kata Ziff, sangat rentan dan tak terlindungi, dibandingkan dengan pekerja dari profesi lain.

Carolyn Kramer, mantan pemimpin di Marilyn Model Agency, menyatakan memang sulit bagi model aktif menghadapi status quo. “Dan agensi-agensi ini yang mengawali pola yang mengerikan, bagaimana gadis-gadis muda itu terekspos seks, pelecehan seksual, narkotika, alkohol, dan dipaksa tak menyelesaikan studinya,” ujar Kramer.

Brittany Mason, model dan mantan Miss Indiana, memuji upaya Ziff. Dia bilang, saat dirinya pindah ke New York sebagai remaja, dia menghadapi tekanan harus memiliki tubuh yang sangat kurus. “Saya terpaksa lari di treadmill 5 mil sehari dan tak mengkonsumsi karbohidrat,” katanya.

Mason juga mengaku pernah menghadapi masalah pembayaran karena agensi menyebutkan dia punya utang ribuan dolar. Setelah menyewa pengacara, agensi akhirnya membayar.

“Bagus sekali Sara menciptakan perhatian pada masalah-masalah seperti ini,” kata Mason.

(DES/DES)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads