Lego ternyata bukanlah permainan yang didominasi oleh anak-anak. Banyak orang dewasa yang masih suka menyusun balok-balok Lego dan mereka berkumpul dalam berbagai komunitas, di luar negeri dan sampai juga pengaruhnya di sini.
Lego adalah merk dagang perusahaan asal Denmark. Lego adalah kependekan dari kata leg godt, frasa dari bahasa Denmark yang artinya bermain dengan baik.
Perusahaan ini berdiri pada 1932 oleh Ole Kirk Kristiansen. Lego Group diwariskan turun-temurun dan sekarang dimiliki oleh Kjeld Kirk Kristiansen, cucu dari sang pendiri. Berawal dari bengkel sederhana, kini Lego telah menjelma sebagai perusahaan multinasional raksasa.
Inti permainan Lego adalah balok yang bisa saling terhubung. Meski kemudian semakin kompleks dan variatif, balok-balok ini tetap menjadi intinya. Hingga akhir 2013, sudah 560 miliar bagian Lego yang diproduksi.
Pada 1970-an, Lego mulai memperkenalkan bentuk manusia mini dengan bagian lengan dan kaki yang bisa digerakkan. Produk ini (yang sering disebut minifig) mendapat sambutan yang sangat positif, hingga sampai sekarang seakan menjadi bagian yang terpisahkan dari set Lego.
Popularitas Lego semakin menjadi. Tidak hanya set, Lego pun sudah berkembang ke bentuk lain seperti video game. Beberapa video game Lego adalah Lego Island, Lego Creator, dan Lego Racers. Seiring perkembangan zaman, Lego menjadi semakin variatif dan kompleks dengan mengusung tema tertentu misalnya Star Wars atau Indiana Jones.
Lego juga membuat taman bermain khusus yang diberi nama Legoland. Paling dekat berada di Nusajaya, Malaysia. Selain itu ada pula di Billund (Denmark), Windsor (Inggris), Gunzburg (Jerman), dan Carlsbad (Amerika Serikat).
Baru-baru ini Lego merambah layar lebar dengan "Lego Movie". Film yang dirilis 7 Februari ini sangat laris dan merajai box office. Per 28 Februari, "Lego Movie" mampu meraup pendapatan hingga US$ 192 juta atau sekitar Rp 1,92 triliun. Sudah lebih dari tiga kali lipat melampaui biaya produksinya yang sebesar US$ 60 juta (Rp 600 miliar).
Dengan sederet pencapaian tersebut, kinerja Lego sebagai perusahaan pun tentunya semakin kinclong. Dikutip dari situs resmi perusahaan, pada 2013 pendapatan tercatat sebesar US$ 4,5 miliar (Rp 45 triliun), naik 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara laba bersih adalah US$ 1,1 miliar (Rp 11 triliun), tumbuh 9 persen.
"Rasanya kami telah mengubah hidup anak-anak ketika mereka bermain Lego. Pencapaian kami mengonfirmasi hal tersebut,β kata Joergen Vig Knudstorp, CEO Lego Group.
Knudstorp menambahkan, sukses Lego merupakan buah dari konsistensi dan kreativitas di mana perusahaan ini selalu rajin merilis 60-70 produk setiap tahunnya. Namun era digital saat ini menjadi tantangan bagi Lego, karena anak-anak semakin akrab dengan telepon seluler atau komputer tablet.
(hds/DES)