Lelaki Ini Sukses Ubah Lego Jadi Dolar

Lego: Antara Hobi, Mainan, dan Bisnis (3)

Lelaki Ini Sukses Ubah Lego Jadi Dolar

- detikFinance
Jumat, 07 Mar 2014 14:59 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Satu set Lego seri Star Wars dengan bentuk pesawat Millenium Falcon keluaran 2007 pertama kali dirilis dengan harga Rp 5,8 juta. Namun saat ini harga untuk barang yang sama mencapai Rp 45 juta. Apakah itu tanda bahwa Lego bisa menjadi instrumen investasi?

“Lego bisa dikatakan sebagai barang koleksi, sekali produksi tidak akan dibuat ulang. Jadi bisa dibuat investasi,” kata Stephanus Suryawan, anggota Klub Lego Indonesia (KLI).

Namun, tidak semua seri Lego bisa menjadi alat investasi. Menurut Cornelius David Radjali, anggota KLI, Lego dengan seri berlisensi seperti Star Wars yang nilainya terus bertambah. “Setiap produk Lego yang lisensi itu one time production. Setelah diproduksi tidak ada lagi,” katanya.

Untuk Lego yang tergolong langka, harganya pasti terus naik. “Kalau investasi di emas ada turunnya, tetapi Lego tidak ada turunnya. Hanya saja menjualnya agak susah,” kata Stephanus.

Yul Burman, anggota KLI yang fokus pada Lego klasik, menyebutkan tidak semua seri Lego zaman baheula bernilai investasi. “Kalau di Lego vintage, ada beberapa set yang value-nya naik tetapi ada juga yang tidak. Jadi kalau buat investasi bisa iya bisa juga tidak,” sebutnya.

Salah satu seri Lego vintage yang layak investasi, lanjut Yul, adalah monorail keluaran 1990-an. Harga untuk seri ini cukup stabil, bahkan bisa melonjak jika belum pernah dibuka.

“Bekasnya bisa sekitar Rp 4 juta. Kalau yang baru, masih mint dan belum dibuka bungkus maupun bungkusnya, bisa Rp 20 juta,” ujar Yul.

David Schooley mungkin adalah “investor” Lego yang cukup sukses. Pria asal Memphis (Amerika Serikat) ini rajin membeli Lego untuk dijual kembali setahun kemudian. Dari hasil penjualannya, Schooley mampu memperoleh keuntungan 10-15 persen per tahun.

“Sekarang Anda boleh meyakini bahwa Lego bernilai tinggi. Ini lebih dari sekedar investasi,” kata Schooley, seperti dikutip dari USA Today.

Schooley sendiri merupakan seorang kolektor Lego. Dia memiliki lebih dari 3.000 set Lego yang tersimpan di ruangan khusus di rumahnya.

Investor Lego lainnya adalah Ed Maciorowski. Bahkan Maciorowski membuat situs khusus bagi para investor Lego yang bernama BrickPicker.com. Maciorowski sendiri memiliki lebih dari 3.000 set Lego yang diperkirakan bernilai sekitar US$ 100 ribu (Rp 1 miliar).

Bagi Maciorowski, investasi Lego jauh lebih aman dan menguntungkan dibandingkan instrumen konvensional terutama saham. “Saya punya beberapa reksadana, tetapi tidak perlu saya perhatikan,” ujarnya.

Namun ada hal-hal yang harus diperhatikan jika ingin menjadikan Lego sebagai sarana investasi. Pertama, kondisi Lego harus terjaga dan kotak pembungkus diusahakan tetap rapi. Ini menjadi masalah, apalagi untuk set berukuran besar seperti Lego Death Star.

Risiko kedua adalah terkena air, terbakar, atau bahkan dicuri. “Investor perlu asuransi khusus yang melindungi barang koleksi,” kata Maciorowski.

(hds/DES)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads