Pada awal-awal 1990-an, untuk mengakses Internet tak mudah. Koneksi Internet sangat mahal karena penggunaan dihitung per menit. Selain itu, penggunaan Internet untuk komersil masih terlarang. Pengguna Internet biasanya adalah institusi pendidikan atau instansi pemerintah.
Tapi kalau tak ada web, barangkali Internet hanyalah sebuah jaringan belaka. Dengan web, orang-orang semakin terhubung satu sama lain.
Kata Case, pada periode pertama web dan internet, itu adalah saatnya infrastruktur Internet didirikan dan orang-orang mulai terhubung. “AOL adalah pemimpin di gelombang perdana ini,” kata Case, pada pekan lalu. Sebanyak 50 persen pengguna Internet di era itu memakai layanan AOL.
Di sisi lain, sejumlah perusahaan besar seperti Cisco, IBM, Microsoft, dan Netscape, mulai membangun pondasi teknologi dan platformnya.
Eric Mack, seorang penulis dan produser radio dari Taos, New Mexico, mengatakan pada era-era awal inilah mulai terjadi ledakan web. Khususnya saat browser alias peramban Mosaic diluncurkan pada 1993. Sejak saat itu, saban tahun terjadi pertumbuhan trafik Internet sampai lebih dari 300 persen.
Mosaic yang awalnya adalah proyek universitas, kemudian diperdagangkan oleh Netscape. Pada 1995 saham Netscape melonjak dua kali lipat setelah itu.
Mosaic dan Netscape adalah denyut awal dot-com bubble alias gelembung dotcom. Ini adalah era lahirnya banyak perusahaan berbasis Internet dan terkenal dengan prefiks dot-com di belakang namanya.
Pada saat itu pula lahir generasi pengembang website. “Pada 1997, saya ingat, dengan salinan Microsoft Frontpage, saya mulai membangun website. Awalnya untuk bersenang-senang saja,” kata Mack kepada situs Cnet.com.
Waktu itu, Mack baru berusia 17 tahun. Dia bilang, meski kemampuannya membuat website biasa-biasa saja, ia banyak dicari orang dan perusahaan.
Kemampuan khusus itu memuat Mack dan orang-orang sepertinya, sangat dibutuhkan banyak perusahaan. Pada tahun pertama kuliah, Mack sudah menjadi seorang webmaster yang populer.
Masalahnya, era gelembung dotcom adalah saat di mana kebanyakan perusahaan memberikan jasanya kepada konsumen secara gratis demi mengejar trafik. Perusahaan-perusahaan lebih mengejar brand awareness dengan harapan bisa memetik keuntungan kemudian.
Tak heran kalau mereka berani mengeluarkan uang secara jor-joran untuk beriklan atau berpromosi. Bahkan, mereka berani melantai di bursa dan pencapaiannya luar biasa. Saat itu, di Amerika Serikat saja, ada 371 perusahaan Internet yang mencatatkan saham di bursa. Nilainya mencapai US$ 1,3 triliun atau 8 persen dari keseluruhan pasar saham AS.
Tapi ada masanya meredup. gelembung dotcom mencapai puncaknya pada 10 Maret 2000 ketika bursa saham di NASDAQ ditutup 5.048,62 poin, dua kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya. Sangat mencengangkan, tapi yang terjadi setelahnya lebih mencengangkan.
Sejak Maret 2000 itu bursa saham perusahaan dotcom terus menurun. Apalagi, saat itu Microsoft terkena tuduhan praktek monopoli. Pada 4 April 2000, bursa saham NASDAQ ambruk dari 4.283 poin ke 3.649.
Pada 2001, gelembung itu betul-betul meletus habis. Mayoritas perusahaan Internet menyerah. Banyak yang tak bisa menghasilkan laba. Sejumlah investor menyebut dot-com yang gagal itu dengan julukan 'dot-bombs'.
Di mana Mack saat itu? Ternyata dia sedang bekerja di majalah Business 2.0 dan berkantor di Bay Area, San Fransico. Ketika era gelembung dotcom, kata Mack, ada ribuan pendatang di kota itu. Ketika era itu berakhir, ada sekitar 30 ribu orang yang hengkang dari sana.