Ini Alat Pengawet Susu Harga Terjangkau, Setara Teknologi UHT Miliaran Rupiah

Ini Alat Pengawet Susu Harga Terjangkau, Setara Teknologi UHT Miliaran Rupiah

- detikFinance
Sabtu, 29 Mar 2014 16:40 WIB
Jakarta - Susu Listrik (Sulis) adalah sebuah alat yang berfungi untuk menonaktifkan mikroorganisme dalam susu serta mengawetkan susu sapi segar lebih lama. Alat produksi anak negeri ini murah namun setara dengan teknologi Ultra Hight Temperature (UHT) yang harganya miliaran rupiah.

Penemu Sulis, Hadi Apriliawan mengatakan bahwa ide awal dari pembuatan alat ini awalnya adalah dari pengalaman keluarga yang sebagian besar merupakan peternak sapi perah.

"Orangtuaku peternak, 98% keluargaku peternak sapi perah jadi dari kecil saya sudah tahun bagaiman suka dukanya menjadi peternak sapi perah. Waktu itu diberikan amanat orang tua untuk membuat alat yang bisa mengawetkan susu," katanya saat ditemui di Agrinex Expo di JCC Jakarta (29/3/2014).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menceritakan bahwa peternak sapi perah kendalanya adalah susu yang diperahnya pada pagi hari maka pada sore hari akan basi sehingga susu yang diperah harus segera dijual ke industri besar agar tidak basi.

Permasalahannya adalah harga susu sapi untuk industri sangat rendah, biasanya hanya dihargai Rp 2-4 ribu per liternya sementara jika dijual sendiri ke ke toko-toko atau suplier harganya bisa sampai Rp 10 ribu.

"Jadi ada masalah pagi diperah sore sudah jadi, sehingga mau nggak mau ibuku jual ke industri besar sehingga dijual per liter, dulu 1 liter 2,5 ribu, kalau dijual langsung ke toko harganya bisa 10 ribu," ujarnya.

Keunggulan dari Sulis adalah mampu menonaktifkan 99% mikroorganisme tanpa mengubah warna dan bau serta tidak merusak protein yang terkandung pada nutrisi susu. Ia menambahkan alat Sulis ini mampu membuat susu sapi segar tahan hingga 1 minggu dengan dimasukan di lemari pendingin, sementara tanpa alat ini hanya akan tahan 2 hari saja meskipun sudah dimasukan di lemari pendingin.

Hadi mengatakan, alat ciptaannya ini sudah ia kembangkan saat duduk di semester 5 dengan modal awal saat itu sekitar Rp 5 juta yang berasal dari dana Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diikutinya.

"Waktu semester 5 itu aku udah bisa buat alat ini kira-kira 4-5 tahun yang lalu. Buat dulu lamanya 2 tahun, dulu itu modal awalnya 5 juta itu dari uang PKM yang saya miliki," imbuhnya.

Hadi berharap bahwa dengan adanya alat ini para peternak sapi perah yang ada di Indonesia dapat sedikit terbantu karena dapat memasarkan sendiri susunya tanpa tergantung dari industri besar.

"Peternak bisa pasarkan sendiri tanpa tergantung dari industri besar, sehingga ada keuntungan lebih karena nilai tambahnya disitu," tambahnya.

Pria yang saat ini melanjutkan S2 di Universitas Brawijaya Malang ini menjelaskan bahwa harga alat ini bervariasi tergantung ukurannya, namun pihaknya meyakinkan bahwa alat ini setara dengan teknologi UHT yang harganya miliaran rupiah.

"Harga Rp 12,5 juta itu untuk 10 liter, Rp 25 juta untuk 25 liter, sementara yang 100 liter diharhai Rp 95 juta. Alat ini sama kayak UHT yang miliaran (rupiah), kalau peternak suruh beli alat kayak gitu jelas nggak mungkin," pungkasnya.

(ang/ang)

Hide Ads