Berikut penyebab inflasi berdasarkan data BPS seperti disampaikan Kepala BPS Suryamin saat konferensi persnya di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Penyebab utama inflasi:
- Beras: andil terhadap inflasi 0,05%, terjadi perubahan harga pada Februari 2014 mencapai 1,54%. Kenaikan tertinggi terjadi di Cirebon.
"Jadi musim penghujan Februari-Maret masih terus berlanjut menyebabkan pasokan beras berkurang. Ada keterlambatan menanam sehingga panen terlambat," ujar Suryamin.
- Cabai rawit: andil terhadap inflasi 0,05%, perubahan harga 16,45%. Kenaikan tertinggi terjadi di Probolinggo, Sumenep, dan Merauke.
"Ini karena kurangnya panen cabai rawit di sentra-sentra karena curah hujan dan erupsi gunung kelud," kata dia.
- Tarif angkutan udara: andil terhadap inflasi 0,03%. Perubahan harga 4,17% karena adanya biaya tarif penumpang kelas ekonomi, niaga dan berjadwal. Kenaikan tertinggi di Bima dan Tanjung Pandan.
- Bawang putih: andil terhadap inflasi 0,02%. Perubahan harga: 9,87% karena pasokan terbatas. Kenaikan tertinggi di Cilacap, Depok, dan Kudus.
- Minyak goreng: andil terhadap inflasi 0,02%. Perubahan harga: 2,12%, dipengaruhi harga bahan baku minyak sawit dan CPO. Kenaikan tertinggi di Sibolga dan Pematang Siantar.
- Rokok kretek filter: andil terhadap inflasi 0,02%. Perubahan harga: 0,97%. Kenaikan tertinggi di Bekasi dan Ternate.
Penghambat inflasi:
- Telur ayam: andil 0,09%. Perubahan harga 12,01% karena meningkatnya pasokan telur. Penurunan harga tertinggi di Tembilahan dan Ternate.
- Cabai merah: andil 0,09%. Perubahan harga 14,47% karena pasokan cabai merah banyak, terjadi penurunan tertinggi di Jambi dan Malang.
- Daging ayam ras: andil 0,04%. Perubahan harga 3,54% karena meningkatnya pasokan daging. Penurunan tertinggi di Bima, Tanjung, dan Maumere.
- Tomat sayur: andil 0,02%. Perubahan harga 10,58% karena pasokan banyak dan cukup lancar. Penurunan tertinggi di Mataram dan Manokwari.











































