Ada Peluang di Balik Perang Dingin

Gara-Gara Bara di Crimea (4)

Ada Peluang di Balik Perang Dingin

- detikFinance
Rabu, 02 Apr 2014 15:59 WIB
Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Reuters)
Jakarta - Potensi Perang Dingin baru antara Timur lawan Barat muncul ketika kebijakan Rusia di Crimea menuai kritik dunia. Namun di balik ketegangan itu, terselip peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia.

Edimon Ginting, Deputi Direktur Bank Pembangunan Asia (ADB), menilai ada sisi positif dari hubungan Rusia dan negara-negara Barat yang tengah kurang harmonis. Indonesia bisa saja menerima investasi yang cukup besar dari Rusia.

Menurut Edimon, Indonesia layak menjadi tempat berinvestasi karena punya perekonomian yang stabil. "Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang risiko investasinya rendah, dan ini menarik untuk para investor. Potensi Indonesia jauh lebih besar, bahkan dibandingkan negara-negara di ASEAN saat ini," ucapnya.

Selain perekonomian yang stabil, Indonesia juga punya potensi dari sisi ketenagakerjaan. “Tahun ini 70 juta jiwa masyarakat Indonesia berusia 15 tahun ke bawah, dan dalam 20 tahun ke depan mereka merupakan tenaga kerja produktif. Sementara di negara maju di Asia seperti Jepang, 20 tahun mendatang 15 juta penduduknya masuk dalam kategori lanjut usia. Orang yang mau investasi tentu melihat ini,” papar Edimon.

Saat ini Rusia tengah memang menghadapi sanksi dari Amerika Serikat dan sekutunya akibat intervensi mereka di Crimea. Namun bagi Indonesia, hubungan dengan Negeri Beruang Merah masih harmonis. Bahkan bisa saja Indonesia mendapat dampak positif dari ketegangan tersebut.

Pekan lalu, 30 orang perwakilan dunia usaha Rusia mengunjungi Jakarta. Mereka berasal dari berbagai sektor seperti manufaktur, perbankan, pertambangan, energi, hingga sistem eletronik.

Para pengusaha Rusia tersebut tidak ingin terlibat lebih dalam dengan urusan politik luar negeri di negaranya. Mereka tetap berkomitmen untuk menanamkan modal meski sedang ada ribut-ribut menyangkut Crimea.

"Kita abaikan urusan politik, itu di luar. Kami bicara ekonomi dan investasi. Secara bilateral, kami hormati masing-masing pihak," kata Achmad Kurnadi, Deputi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pekan lalu.

Kerja sama ekonomi dengan Rusia, lanjut Kurnadi, sangat menguntungkan bagi Indonesia. “Mereka memiliki keunggulan seperti teknologi, modal, atau perbankan. Pasar Rusia juga sangat bagus untuk beberapa komoditi kita," sebutnya.

Baskara Pradipta, Konsulat Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Rusia, banyak perusahaan Rusia yang memiliki kemampuan teknologi mumpuni. Diharapkan investasi mereka bisa memberikan transfer teknologi kepada Indonesia.

Dengan adanya kerja sama yang intens, diharapkan nilai perdagangan antar kedua negara pun meningkat. “Saat ini nilai perdagangan US$ 3,4 miliar. Diharapkan pada 2015 bisa mencapai US$ 5 miliar,” kata Baskara.



(hds/DES)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads