Rencana ini bagian dari rencana strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan 2015-2019, antara lain membangun Konektivitas Nasional, mendorong Industri Transportasi Nasional, melakukan internalisasi dan integrasi isu-isu strategis lintas sektoral, dan revitalisasi
Transportasi Perkotaan.
Besaran investasi yang diperlukan untuk pengembangan transportasi dalam 5 tahun ke depan berkisar antara Rp 863 triliun (skenario MP3EI) sampai dengan Rp 1.269 triliun (skenario pendekatan makro hasil Studi Bappenas-JICA).
Beberapa rencana pengembangan sektor transportasi 2015-2019 tersebut antara lain:
ilustrasi
|
1. Kereta Komuter
|
Pengembangan KA perkotaan dikembangkan dengan pendekatan keterpaduan layanan antar dan inter moda yang berbasis Transit Oriented Development (TOD). Total panjang rencana KA perkotaan ini mencapai 3.760 km dengan kebutuhan kereta sebanyak 6.016 kereta.
1. Kereta Komuter
|
Pengembangan KA perkotaan dikembangkan dengan pendekatan keterpaduan layanan antar dan inter moda yang berbasis Transit Oriented Development (TOD). Total panjang rencana KA perkotaan ini mencapai 3.760 km dengan kebutuhan kereta sebanyak 6.016 kereta.
2. Pelabuhan
|
Diperkirakan akan ada investasi sebesar US$ 12,4 Miliar untuk membangun pelabuhan di renstra 2015-2019, khususnya untuk mendukung perekonomian di 6 Koridor Ekonomi.
2. Pelabuhan
|
Diperkirakan akan ada investasi sebesar US$ 12,4 Miliar untuk membangun pelabuhan di renstra 2015-2019, khususnya untuk mendukung perekonomian di 6 Koridor Ekonomi.
3. Jalur Ganda Kereta
|
Selain itu penyelesaian jalur ganda KA lintas Selatan Jawa dan pembangunan Elevated Commuter Lines di Jabodetabek juga akan diselesaikan. Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), juga akan dibangun secara bertahap perkeretaapian di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
3. Jalur Ganda Kereta
|
Selain itu penyelesaian jalur ganda KA lintas Selatan Jawa dan pembangunan Elevated Commuter Lines di Jabodetabek juga akan diselesaikan. Sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), juga akan dibangun secara bertahap perkeretaapian di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
4. Bandara
|
Sementara itu konektivitas dan aksesibilitas transportasi udara juga direfleksikan dalam banyaknya rute penerbangan dalam dan luar negeri serta penerbangan perintis ke daerah-daerah terpencil.
Rute komersial dalam negeri untuk angkutan penumpang saat ini mencapai 266 rute, menghubungi 125 kota dengan 19 maskapai penerbangan. Rute penerbangan ini diperkirakan akan terus bertambah sampai tahun 2030 sejalan dengan pertumbuhan dan perluasan ekonomi.
4. Bandara
|
Sementara itu konektivitas dan aksesibilitas transportasi udara juga direfleksikan dalam banyaknya rute penerbangan dalam dan luar negeri serta penerbangan perintis ke daerah-daerah terpencil.
Rute komersial dalam negeri untuk angkutan penumpang saat ini mencapai 266 rute, menghubungi 125 kota dengan 19 maskapai penerbangan. Rute penerbangan ini diperkirakan akan terus bertambah sampai tahun 2030 sejalan dengan pertumbuhan dan perluasan ekonomi.
5. Angkutan Penyeberangan
|
Selanjutnya penyelesaian keterhubungan di Sabuk Utara serta peningkatan kualitas penyeberangan akan diwujudkan secara bertahap dalam masa pemerintahan 5 tahun ke depan.
5. Angkutan Penyeberangan
|
Selanjutnya penyelesaian keterhubungan di Sabuk Utara serta peningkatan kualitas penyeberangan akan diwujudkan secara bertahap dalam masa pemerintahan 5 tahun ke depan.
Halaman 2 dari 12