Seperti yang diceritakan, Wayan Santika. Pria yang bekerja sebaga staf pengurus kandang sejak tahun 2005 ini mengaku pernah dikejar-kejar sapi jantan yang berbobot sekitar 400 kg. Mirip seperti banteng, sang sapi mengejar dirinya hingga terpaksa naik ke atas pohon kelapa untuk menghindar.
"Pernah dikejar sapi sampai saya harus naik pohon kelapa," kata Wayan saat ditemui di area peternakan di Jembrana, Sabtu (26/4/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia dikasarin. Dia ingat. Waktu saya beri dia makan agak kasar. Kemudian saya diseruduk," sebutnya.
Untuk membuat sapi Bali yang agresif menjadi tenang, para petugas memiliki trik khusus. Seperti mengelus-elus hingga memandikan setiap hari.
"Dia sering dielus, dia jinak. Kalau nggak diperhatikan lihat orang suara sudah mengendus. Dia kayak banteng," sebutnya.
Saat ini persediaan bibit hingga indukan sapi Bali unggul di lokasi peternakan mencapai 866 ekor. Ada sapi betina dan jantan pada lahan peternakan seluas 102 hektar.
Untuk anakan dan kualitas biasa, akan dibiarkan berada di luar kandang setiap saat. Sedangkan untuk bibit unggul akan dimasukkan ke kandang setiap sore hari namun pada pagi hari dikeluarkan dari kandang.
Di tempat yang sama, Wayan Oka yang merupakan petugas kesehatan hewan menerangkan pada area peternakan juga dilengkapi oleh pagar listrik. Pagar listrik yang menyerupai kabel tipis ini membentang pada area pengembalaan sapi jantan unggul.
Pagar listrik ini dipasang untuk mencegah aktivitas agresif dari sapi Bali jantan. Pasalnya bobot sapi jantan di area peternakan ada yang berukuran hingga 860 ton sehingga sangat berbahaya jika dalam kondisi mengamuk atau agresif.
"Ada listrik tegangan tinggi. Kena sapi bikin dia kapok dan nggak mau nyentuh lagi. Alatnya didatangkan dari Selandia Baru," kata Wayan.
Wayan menerangkan sapi di area peternakan memperoleh jatah dan kualitas makan khusus. Untuk sapi unggul akan diberi makan yang bercampur konsentrat dan rumputan. Pakan ini membuat ukuran sapi Bali tumbuh sangat cepat dan besar.
"Pakan konsetrat sama rumpul dan legum," jelasnya.
(feb/ang)











































