Ada Rel Layang, KRL Jabodetabek Bisa Angkut Penumpang 1,2 Juta/Hari

Ada Rel Layang, KRL Jabodetabek Bisa Angkut Penumpang 1,2 Juta/Hari

- detikFinance
Jumat, 02 Mei 2014 09:54 WIB
Ada Rel Layang, KRL Jabodetabek Bisa Angkut Penumpang 1,2 Juta/Hari
Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan armada KRL Commuter Line Jabodetabek mampu membawa hingga 1,2 juta penumpang per hari. Saat ini daya angkut KRL berkisar 600.000 penumpang per hari.

Target 1,2 juta penumpang akan dicapai pada tahun 2018. Untuk mengakomodasi jumlah penumpang di atas 1 juta orang, Kemenhub menilai ada tantangan yaitu kondisi persinyalan dan rel saat ini. Maka pemerintah berencana membangun jalur KRL melingkar layang atau elevated loop line.

“Artinya kita tetap berharap 1,2 juta penumpang pada 2018 bisa tercapai. Tapi nggak hanya cukup dengan pengadaan KRL bekas saja. Kita harus berpikir level crossing (perlintasan sebidang),” kata Direktur Lalu Lintas dan Angkatan Kereta Api, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Hanggoro Budi Wiryawan kepada detikFinance di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (30/4/2014).

Untuk persoalan sinyal, Hanggoro menilai peremajaan tidak butuh waktu lama. Tantangannya adalah membangun jalur elevated loop line.

Signaling system ini relatif mudah, kita ganti alatnya atau software diperbarui. Kita sudah dapat headway sampai 3 menit tapi kita harus pikirkan level crossing. Ini yang kita programkan membangun elevated loop line,” jelasnya.

Jalur layang KRL ini akan dibangun sebanyak 2 sesi, yakni jalur timur dan jalur barat. Untuk pembangunan jalur KRL layang tersebut, pemerintah mengalokasikan dana Rp 10 triliun.

Dana ini diambil dari pembiayaan tahun jamak (multiyears) pemerintah pusat. Sebagai tahap awal, akan dibangun jalur timur dari Jatinegara hingga Jakarta Kota.

“Tahap pertama adalah lintas timur. Sekarang dalam proses basic design. Diharapkan tahun ini basic design selesai. Kontruksi juga bisa kontrak tahun ini,” ungkap Hanggoro.

Proses kontruksi akan memakan waktu 3-4 tahun. Ditargetkan jalur loop line lintas timur bisa beroperasi pada 2018.

“Makanya kita berharap lintas timur bisa cepat selesai. Lintas barat nanti kita siapkan berikutnya setelah desain lintas timur selesai,” tuturnya.

KRL Eks Jepang

Untuk mengejar jumlah penumpang yang bisa terangkut, saat ini Kemenhub tengah melakukan percepatan sertifikasi armada KRL eks Jepang. Proses tersebut masih berlangsung karena harus ada penyesuaian kondisi armada dengan sistem perkeretaapian di Indonesia.

“KRL eks Jepang tahap I sebanyak 180 unit telah selesai. Sekarang sudah selesai disertifikasi 30 lebih dan menyelesaikan yang 150 dalam waktu secepatnya tapi ini kita nggak bisa berharap 1-2 bulan selesai karena banyak. Ada hal-hal teknis yang harus dilakukan perbaikan, walaupun ini eks Jepang,” jelas Hanggoro.

 
(feb/hds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads