Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko mengatakan, jalur ganda kereta di wilayah Selatan Jawa hanya 400 kkm, dengan rute Cirebon-Prupuk-Purwokerto-Kroya-Kutoarjo-Jogja-Solo-Madiun-Surabaya. Namun meski lebih pendek dari jalur utara, namun dana yang dibutuhkan lebih besar dari jalur Utara yang sebesar Rp 10,8 triliun.
"Dananya Rp 30-40 miliar/km atau Rp 12 triliun," kata Hermanto kepada detikFinance saat meresmikan jalur Babat-Kandangan sepanjang 60 km di Kereta Api Inspeksi Ciremai, Kamis (8/05/2014).
Ini karena proyek pengerjaan jalur ganda di lintas Selatan Jawa jauh lebih sulit dibandingkan lintas Utara. "Sungai Serayu itu panjang dan menjadi tantangan, terowongan juga panjang ada 3 salah satunya Ijo. Yang lain datar nggak ada masalah," tutur Hermanto.
Saat ini proyek jalur Selatan sudah mulai dikerjakan. "Kutoarjo-Yogyakarta-Solo sudah selesai dan punya jalur ganda yang lain masih dalam pengerjaan," jelas Hermanto.
Sementara itu untuk jalur Cirebon-Purwokerto saat ini sedang dalam masa pengerjaan. Ditargetkan pengerjaan jalur ganda Cirebon-Purwokerto rampung tahun ini. "Yang sudah dibangun Cirebon Purwokerto akhir tahun ini selesai," imbuhnya.
Berbeda dengan jalur lintas utara yang murni dibiayai oleh anggaran negara (APBN), jalur lintas selatan dibiayai oleh anggaran negara dan investor asing yaitu Jepang dan Tiongkok.
"Kroya-Kutoarjo dengan Jepang tetapi pengerjaan tetap kita yang lakukan. Harapan kita Solo-Madiun sebagian dari Tiongkok dan sebagian dari APBN. Madiun-Surabaya itu pakai sukuk," imbuhnya.
(wij/dnl)