Konsep tol laut Jokowi merupakan sistem pelayaran menggunakan kapal besar yang setiap hari berkeliling di pelabuhan-pelabuhan laut dalam atau deep sea port sedangkan tol versi Prabowo dibangun untuk mendukung transportasi darat seperti tol atas laut Bali.
Bagaimana kelebihan visi dan misi masing-masing capres di sektor transportasi?
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Harry Boediarto menjelaskan 2 jenis infrastruktur transportasi yang diusung capres tersebut memang tidak bisa setara jika dibandingkan namun dari kajian yang pernah dilakukan, ternyata angkutan laut untuk jarak tertentu yang paling efisien.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain lebih efisien, kapasitas angkut moda laut lebih besar dan konsumsi BBM lebih sedikit dibandingkan moda darat.
"Emisi gas buang kecil, daya serap energi (fuel) efisien dibandingkan dengan moda darat. Saat ini moda darat sudah menghasilkan emisi gas buang terbesar dibandingkan moda lainnya, konsumsi fuel yang besar, dan lain-lain," sebutnya.
Harry menyebut skema tol laut atau pendulum nusantara lebih relevan dibangun dan dijalankan untuk memangkas ongkos logistik. Pasalnya Indonesia merupakan negara berbasis kepulauan.
"Apalagi negara kita negara kepulauan seharusnya dominasi angkutan laut," jelasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia bidang Logistik Carmelita Hartoto memiliki pandangan berbeda. Ia mengatakan konsep tol laut atau pendulum nusantara yang kini ramai dibicarakan bukan ide baru dan tidak akan menjamin dapat menurunkan biaya logistik.
Pasalnya kondisi tarif pelayaran sangat dipengaruhi oleh besarnya tarif yang dipungut oleh pelabuhan, produktivitas yang tidak setara antar pelabuhan, hingga masalah muatan yang tidak seimbang antara barat dan timur.
Sedangkan biaya logistik mahal sumbernya ada pada sisi darat yakni baik di pelabuhan, akses jalan, transportasi darat, pungutan liar maupun upah buruh.
Wanita yang akrab disapa Meme menilai pemerintah ke depan, jika ingin menciptakan kesetaraan harga antara wilayah Indonesia harus memprioritaskan reformasi dimulai dari pelabuhan maupun jalan.
"Harus konsentrasi pada pelabuhan dengan target menurunkan tarif-tarif, infrastruktur jalan juga demikian dan laksanakan revitalisasi angkutan darat," kata Meme.
(feb/ang)