Ahok menyampaikan, Pemprov DKI juga masih menunggu Jakarta Monorail untuk menyerahkan rencana bisnis, terkait penyewaan lahan properti di stasiun monorel tersebut.
"Intinya kita tinggal hitung dia mau sewa kita berapa, tanggal 15 Mei dia akan masukin (business plan). Kan dia butuh 200 ribu m2 untuk buat bangunan," kata Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2014).
Ahok menuturkan, Jakarta Monorail berniat membangun mal setinggi 3-4 lantai di atas stasiun kereta. Namun, penghitungan biaya sewa dan konstruksi mal tersebut menurut Ahok tidak masuk akal. Sebelumnya, dia menerangkan masalah tarif sewa properti untuk aktivitas komersial diangkat karena pemprov menilai rencana bisnis monorel tidak layak dari segi jumlah penumpang.
"(Masalah properti) Ini baru diajukan setelah kita mencoret jumlah penumpangnya. Waktu itu supaya bisa layak bisnis dia bilang penumpangnya lebih 200 ribu orang (per hari), kita bilang itu enggak masuk akal, paling 100 ribu orang. Nah supaya tetap layak bisnis mereka bilang harus ada properti 200 ribu m2,β kata dia.
Dengan adanya hitung-hitungan properti ini, maka akan bisa mengantisipasi terjadinya kerugian yang akan dialami oleh Jakarta Monorail. Pasalnya, menurut ahok, porsi keuntungan dari properti bisa mencapai 80%. sementara dari segi tiket hanya bisa memberikan persentase keuntungan 20%.
"Kalau itu masuk, berarti monorel dibangun, berarti dia bisa tutup (kerugian)," kata Ahok.
Walau peluang pembangunan monorel semakin besar, tapi tidak menjamin kepastian transportasi massa berbasis rel itu bisa didirikan jika tawaran PKS dari Pemprov belum ditandatangani Jakarta Monorail.
Halaman Selanjutnya
Halaman