Alasan Harga Daging Sapi Bertahan Tinggi Versi Importir

Alasan Harga Daging Sapi Bertahan Tinggi Versi Importir

- detikFinance
Rabu, 11 Jun 2014 10:37 WIB
Alasan Harga Daging Sapi Bertahan Tinggi Versi Importir
Jakarta - Selama dua tahun terakhir harga daging sapi di dalam negeri bertahan tinggi hingga rata-rata berkisar Rp 95.000-100.000/Kg di pasar tradisional bahkan ritel, padahal impor sudah dibuka lebar-lebar. Menurut kalangan importir sulit turunnya harga daging sapi di pasar tradisional karena faktor kebijakan pemerintah yang setengah-setengah, yaitu ingin harga daging turun tapi daging impor tak boleh masuk pasar umum.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Importir Daging (Aspidi) Thomas Sembiring mengatakan harga daging sapi yang melonjak adalah karena pasokan di dalam negeri kurang. Namun daging impor dilarang masuk ke pasar tradisional untuk menstabilkan pasokan dan harga.

"Nggak boleh jual di pasar umum. Yang ada lokal, lokal terbatas pasokannya, pedagang bermain lah di situ. Memang nggak ada ketentuannya mereka mau jual berapa pun," kata Thomas kepada detikFinance, Selasa (10/6/2014).

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 46 Tahun 2013 pasal 17 disebutkan: Karkas, daging dan/atau jeroan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri ini hanya dapat diimpor untuk tujuan penggunaan dan distribusi bagi industri, hotel, restoran, katering dan/atau keperluan khusus lainnya.

Menurut Thomas, artinya daging impor tak diizinkan untuk dijual di pasar tradisional bahkan supermarket. "Kalau supermarket nanti saya mau usul. Masa ekspatriat mau bikin steak dia nggak boleh beli," katanya.

Thomas menilai kebijakan ini kontraproduktif dengan tujuan utamanya, yaitu menstabilkan harga di pasaran yang terus menerus melonjak, apalagi mau memasuki bulan Puasa dan Lebaran.

"Kami tidak mau ganggu juga. Kalau dibuka (aturan) itu ribut lagi peternak lokal. Jadi tinggal pemerintah mau bagaimana dia. Di satu pihak dia desak juga memperhatikan peternakan rakyat. Di satu sisi pemerintah menstabilkan harga," paparnya.

Ia menyebutkan pasokan daging lokal akan semakin menipis dan berakibat harga yang tak kunjung turun, bahkan harga daging akan naik di pasar tradional maupun ritel.

"Kalau dari sensus 2011 - 2013 ada berkurang 3 juta ekor kala itu. Jadi 2011-2012 kan kuota sangat dibatasi. Nah itu lah dikuraslah sapi lokal," sebutnya.

Kebutuhan daging impor untuk karkas, jeroan ataupun yang sejenisnya untuk kebutuhan industri, hotel, restoran dan katering rata-rata per bulan mencapai 7.000 ton.

"Kalau Lebaran bisa 3 kali kebutuhannya. 21.000 ribu ton," tutupnya.

(zul/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads